Turunnya Jumlah Pemeriksaan Spesimen Justru Mengkhawatirkan

Meski penularan Covid-19 alami tren penurunan, kapasitas testing perlu ditingkatkan.

ANTARA/Nova Wahyudi
Petugas kesehatan memeriksa hasil spesimen tes usap antigen COVID-19 di halaman The Sultan Convention Center, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (3/9/2021). Badan Kepegawain Negara (BKN) mewajibkan peserta yang akan mengikuti tes SKD CPNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru dan non guru untuk melakukan tes usap RT-PCR yang berlaku 2x24 jam atau antigen yang berlaku 1x24 jam dengan hasil negatif.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Mursalin Yasland, Dessy Suciati Saputri

Kurva penularan Covid-19 di Indonesia saat ini memang tengah mengalami penurunan. Namun sayangnya, penurunan jumlah kasus baru Covid-19 juga dibarengi dengan turunnya jumlah spesimen testing yang diperiksa.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, pemeriksaan spesimen yang menurun justru mengkhawatirkan. Ia menilai, kapasitas pengetesan atau testing Covid-19 di Indonesia selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih rendah yang tercermin dari tingginya angka positivity rate yang belum mencapai target, yakni di bawah 10 persen.

Baca Juga

"Kita belum mencapai positivity rate yang di bawah 10 persen seperti yang ditargetkan, dan itu tentu amat sangat disayangkan. Karena apa, karena yang ditargetkan kapasitas testing-nya pun tidak terpenuhi, selama hampir lebih sebulan belakangan ini," kata Dicky kepada Republika, Jumat (3/9).

Komitmen 3T (testing, tracing, dan treatment) masyarakat juga masih dinilai rendah sejak awal pandemi. Meskipun, sudah ada progresnya, dalam sisi jumlah dan kualitas, tapi utilitas sumber daya manusia serta kelengkapan alat dan penyebarannya masih lemah.

Selain itu, komitmen dan konsistensi dan paradigma yang masih dianut pemimpin daerah bila menemukan kasus infeksi menjadi wanprestasi, menjadikannya kendala besar. Pemahaman ini, bahkan menempatkan kerawanan di masyarakat.

Padahal, kata Dicky, testing Covid-19 sangat penting dilakukan untuk memetakan sejumlah indikator seperti positivity rate; kualitas testing, tracing, dan treatment; serta laju penyebaran Covid-19. Banyaknya kasus infeksi Covid-19 di masyarakat yang tidak terdeteksi dapat berdampak pada semakin bertambahnya kasus-kasus baru karena mereka yang terinfeksi tidak diisolasi atau dikarantina.

"Sehingga banyak kasus yang tidak terdeteksi, menyebabkan gelombang ketiga memunculkan varian baru, kita sekarang ini kondisi tidak aman. Penurunan saat ini basis argumentasinya sangat lemah," tegasnya.

"Ini mengkhawatirkan. Ini yang membuat kita rawan," tambahnya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengakui, penurunan jumlah testing terjadi karena kasus ikut menurun.

"Kalau kasus menurun, testing juga cenderung menurun," kata Nadia.

"Kalau kita lihat adalah rata-rata per minggu ya, jadi belum bisa dipastikan menurun. Kita lihat dalam 7 hari ke depan," sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut kasus harian Covid-19 pada Sabtu, Ahad, hingga Senin selalu lebih rendah karena sejumlah laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen libur. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 19 mengumumkam kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali menurun sebanyak 7.797 orang pada Jumat (3/9), sehingga total kasus menembus 4.116.890 orang.

Dari jumlah itu, ada tambahan 574 orang meninggal sehingga total menjadi 134.390 jiwa meninggal dunia. Kemudian, ada tambahan 15.544 orang yang sembuh sehingga total menjadi 3.813.643 orang lainnya dinyatakan sembuh.

Sementara kasus aktif turun 8.321 menjadi 168.317 orang, dengan jumlah suspek mencapai 256.777 orang.Angka tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 209.289 spesimen dari 128.343 orang yang diperiksa hari ini.

Total spesimen yang sudah diperiksa sejak kasus pertama covid-19 hingga hari ini adalah 32.833.137 spesimen. Tercatat sudah 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota yang terinfeksi virus Covid-19.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio juga menilai, perlunya penguatan kapasitas laboratorium dan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan perluasan cakupan tes dan pelacakan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Tentunya kemampuan laboratoriumnya harus diperluas, saat ini memang sudah ada lebih dari 800 laboratorium di seluruh Indonesia yang bisa melakukan tes PCR, tapi distribusinya juga harus dipastikan semakin bisa menjangkau daerah-daerah terpencil itu semakin baik," kata Amin, Jumat (3/9).

Amin menuturkan, Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terbentuk dari beribu-ribu pulau. Sehingga, cakupan tes dan pelacakan kasus COVID-19 juga harus memadai sampai ke daerah-daerah terpencil.

"Karena Indonesia itu kan luas dan juga struktur geografisnya pulau-pulau, jadi masalah transportasi sampel itu juga menjadi kendala, kita harus menambah jumlahnya, kapasitasnya, tentu masalah SDM-nya juga harus disiapkan," ujarnya.

Dia menuturkan perlu diperhatikan dengan baik transportasi sampel atau spesimen yang diambil dari suspek Covid-19 untuk diperiksa di laboratorium. Terutama dari daerah terpencil sehingga sampel tersebut tetap dalam kondisi bagus saat sampai di laboratorium.

Dalam kunjungan kerjanya di Lampung, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, untuk menurunkan angka kasus positif Covid-19, justru perlu pelaksanaan testing dan tracing harus diperkuat. Sedangkan , untuk menurunkan angka kasus kematian, agar masyarakat tidak lagi isolasi mandiri di rumah.

Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi di hadapan bupati/wali kota dan pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Lampung di Pendopo Mahan Agung, Bandar Lampung, Kamis (2/9). Dalam kunjungan kerjanya sehari di Lampung, Presiden Jokowi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.

“Supaya tidak naik lagi (kasus positif Covid-19), tetap perkuat testing dan tracing kuncinya di sini. Agar cepat bertemu siapa yang terpapar (Covid-19),” kata Presiden Jokowi seusai menyaksikan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada siswa SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas testing Covid-19. Peningkatan kapasitas testing ini diperlukan untuk meningkatkan angka kesembuhan dan juga menekan kasus kematian.

“Perlu juga dipastikan bahwa kapasitas testing Covid-19 di Indonesia terus ditingkatkan secara merata di seluruh wilayah,” kata Wiku saat konferensi pers, Rabu (1/9).

Satgas mencatat, jumlah testing pada minggu ini kembali meningkat menjadi lebih dari 700 ribu orang yang diperiksa. Sedangkan angka positivity rate juga mengalami penurunan menjadi 11,94 persen dari minggu sebelumnya yang sebesar 18,34 persen.

Penurunan kasus Covid-19 - (Republika)

 
Berita Terpopuler