Angka Kematian Covid Nasional Masih Harus Terus Diturunkan

Angka kematian Covid-19 di Indonesia masih pada kisaran 500 kasus per hari.

AP/Achmad Ibrahim
Pekerja menunggu peti mati dimakamkan di pemakaman Rorotan yang ditunjuk untuk menampung lonjakan kematian selama wabah virus corona di Jakarta, Indonesia, Rabu, 25 Agustus 2021.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Mimi Kartika, Dessy Suciati Saputri, Dian Fath Risalah, Rizky Suryarandika

Satgas Penanganan Covid-19 menyampaikan adanya tren penurunan kasus kematian Covid-19 secara nasional sejak puncak kasus kematian yang terjadi pada 26 Juli-1 Agustus 2021. Puncak kasus kematian karena Covid-19 di Indonesia mencapai 12.444 per pekan, turun menjadi 5.551 kasus pada satu pekan terakhir, yakni 23-28 Agustus 2021.

Baca Juga

"Akhir Juli masih tinggi, kemudian di awal Agustus terlihat mulai ada penurunan, dan ternyata masih berlanjut sampai dengan sekarang, kita berhasil menurunkan angka kematian," ujar Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah dalam konferensi pers daring, Selasa (1/9).

Dewi menjelaskan, terdapat 10 provinsi yang menjadi penyumbang tertinggi kasus kematian, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Lampung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali, DKI Jakarta, Riau, dan Sumatra Utara. Dari 10 provinsi itu, kontribusi terhadap kasus kematian nasional mencapai 77,01 persen atau 29.282 kasus dari total angka kematian bulanan pada Agustus 2021.

Dia menyoroti masalah kecepatan penanganan yang menjadi faktor penyumbang kasus kematian akibat Covid-19 ini. Pasien yang terinfeksi virus corona datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi berat atau kritis sehingga angka kematian menjadi tinggi.

"Kematian pasien bukan terjadi di ICU, bukan pada saat perawatan, tetapi justru di IGD," kata Dewi.

Namun, dia menyebutkan, pada Mei 2021, angka kematian di IGD sebesar 3,35 persen. Naik pada Juni menjadi 11,06 persen. Tren kematian di IGD pun masih naik pada Juli menjadi 14,36 persen. Lalu turun pada Agustus menjadi 6,9 persen.

Dewi menegaskan, kasus kematian akibat Covid-19 ini harus menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama semua pihak yang perlu diperbaiki terus, termasuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Seluruh pihak harus terus berupaya menekan angka kematian.

Sebab, angka kematian akibat Covid-19 di Tanah Air masih di atas rata-rata angka kematian akibat Covid-19 di dunia. Meskipun Indonesia telah mencatatkan persentase kasus aktif Covid-19 lebih rendah dan rata-rata kasus kesembuhan lebih tinggi dibandingkan negara lain.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga membenarkan bahwa, persentase angka kematian di Indonesia saat ini masih konsisten berada di atas persentase kematian dunia sejak Juli 2020. Per 29 Agustus, presentase angka kematian di Indonesia tercatat berada pada 3,24 persen, lebih tinggi dari persentase di dunia yang sebesar 2,08 persen.

“Sayangnya, masih ada tugas besar yang perlu terus menjadi perhatian kita bersama yaitu angka kematian,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (31/8).

Satgas mencatat angka kematian nasional selama sepekan terakhir disumbangkan dari 10 provinsi dengan jumlah kasus meninggal tertinggi. Yakni Jawa Timur dengan 1.214 kematian, Jawa Barat sebanyak 922, Jawa Tengah sebanyak 530, Bali sebanyak 329, Sumatera Utara sebanyak 222, Kalimantan Timur sebanyak 213, DIY sebanyak 206, Riau sebanyak 193, Lampung sebanyak 179, dan Kalimantan Selatan sebanyak 150.

“Kesepuluh provinsi ini menyumbangkan 75 persen dari total kematian nasional pada minggu ini,” ucap dia.

Untuk angka kasus kematian harian, penambahan kasusnyapada Rabu (1/9) tercatat kembali mengalami kenaikan menjadi 653 kasus. Sebelumnya, penambahan kasus meninggal sempat mengalami penurunan hingga angka terendah sejak lonjakan kedua menjadi sebesar 532 orang pada Selasa (31/8).

Pada Senin (30/8), tercatat sebesar 568 kasus meninggal dan pada Ahad (29/8) terdapat sebanyak 551 kasus. Sedangkan pada Sabtu (28/8) angka kasus meninggal sebanyak 591 kasus dan pada Senin (27/8) tercatat sebanyak 599 kasus.

Untuk penambahan kasus meninggal disumbangkan tertinggi oleh Jawa Tengah yang sebesar 162 kasus. Disusul Jawa Timur yang sebesar 140 kasus, Jawa Barat menyumbangkan 53 kasus meninggal, Kalimantan Timur menambahkan 29 kasus, dan DI Yogyakarta menambahkan 26 kasus.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi menyebut penerapan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM berhasil menekan laju penularan virus Covid-19. Tercatat, 26 kabupaten kota yang mengalami penurunan PPKM dari level 4 ke level 2-3.

"Ini artinya kita telah mampu menerapkan kebijakan PPKM yang terbukti mampu dapat mengendalikan laju penularan Covid 19," kata Nadia dalam konfrensi pers secara daring, Rabu (1/9).

Strategi PPKM ini, lanjut Nadia, terbukti efektif menurunkan jumlah kasus aktif angka kematian dan juga tingkat keterisian tempat perawatan. Rata-rata bed occupancy ratio (BOR) nasional sudah berada sekitar 27 persen.

"Namun demikian kita tetap harus waspada kita bisa berkaca kepada India yang saat ini sedang mengalami kembali peningkatan kasus setelah adanya perayaan festival," tegas Nadia.

Selain itu, banyak negara yang sudah cakupan vaksinasinya cukup tinggi tapi kemudian terjadi peningkatan tren kasus. Artinya, masyarakat harus selalu waspada terutama dalam upaya kita bersama mencapai 70 persen sasaran penduduk Indonesia mendapatkan vaksinasi Covid 19.

"Upaya pemerintah perlu dukungan terutama dukungan dari pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapan untuk menghadapi lonjakan kasus memperkuat testing tracing serta memperkuat protokol kesehatan tidak boleh lengah protokol kesehatan dan tentunya mempercepat vaksinasi khususnya bagi lansia dan masyarakat rentan lainnya,"tuturnya.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengingatkan masyarakat terhadap dampak positif kebijakan PPKM. Menurutnya, PPKM mampu menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia hingga 10 kali lipat.

"Kita bersyukur bahwa dengan PPKM maka kasus baru harian dapat turun 10 kali lipat, dari 50 ribu menjadi 5 ribu beberapa hari yang lalu walau kemudian menjadi 10 ribu kemarin," kata Tjandra dalam keterangan pers, Rabu (1/9).

Kasus Covid-19 di Indonesia untuk pertama kalinya menembus angka 50 ribu kasus sehari pada Rabu (14/7). Adapun per Selasa (31/8), Indonesia mengalami penambahan pasien positif covid-19 sebanyak 10.534 kasus baru.

Tjandra mendukung pelaksanaan PPKM guna menekan laju infeksi Covid-19 di Tanah Air, menyusul mengganasnya varian Delta. Ia menyarankan agar PPKM tak dilonggarkan saat ini karena khawatir kasus Covid-19 kembali naik.

"Karena penurunan ini akibat dilaksanakannya PPKM, maka jangan sampai dengan pelonggaran PPKM maka kasus naik lagi," ujar Tjandra.

Prof Tjandra meminta pelonggaran PPKM di suatu wilayah harus berdasarkan kajian ilmiah.

"Maka perkembangan data harus diamati dengan amat ketat dan bila perlu dilakukan pengetatan lagi, jangan sampai terlambat," lanjut Tjandra.

Angka Kematian Covid-19 DKI Jakarta Selama PPKM - (Infografis Republika.co.id)

 
Berita Terpopuler