Kasus Rawat Inap Anak Positif Covid-19 di AS Cetak Rekor

Makin banyak anak di AS yang membutuhkan rawat inap setelah positif Covid-19.

Pixabay
Ilustrasi Covid-19. AS mencatat kasus tertinggi rawat inap anak akibat Covid-19.
Rep: Puti Almas Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Kasus rawat inap anak positif Covid-19 di Amerika Serikat dilaporkan telah meningkat. Data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan bahwa lebih dari 50.660 anak harus diopname akibat Covid-19.

Terhitung pada 17 hingga 23 Agustus, ada 309 rumah sakit yang menerima pasien Covid-19 berusia 0 hingga 17 tahun. Ini menandai jumlah tertinggi pasien anak di negara itu selama pandemi penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2, virus corona tipe baru.

Baca Juga

Jumlah tersebut juga menandai peningkatan kasus Covid-19 pada anak sebanyak 11,4 persen. Data dari CDC meliputi sejumlah negara bagian yang meliputi Alabama, Florida, Georgia, Kentucky, Mississippi, North Carolina, South Carolina dan Tennessee.

Kasus serupa ditemui di Arkansas, Louisiana, New Mexico, Oklahoma dan Texas. Wilayah tersebut tengah menghadapi kenaikan paling tajam dalam penerimaan pasien berusia 0 hingga 17 tahun di rumah sakit.

Meskipun kasus terus meningkat, jumlahnya terhitung sekitar 0,42 penerimaan baru per 100 ribu orang Amerika berusia 0-17 dengan Covid-19 yang terkonfirmasi, yang berada di belakang demografi usia yang lebih tua. Rata-rata kasus tertinggi tetap dialami oleh mereka yang berusia 70 tahun ke atas, yaitu 8,62 per 100 ribu.

Pejabat kesehatan telah lama mengatakan bahwa cara terbaik untuk melindungi orang Amerika termuda yang belum memenuhi syarat untuk menerima vaksinasi Covid-19 adalah memastikan bahwa semua orang di sekitar mereka terlebih dahulu mendapatkan vaksin. Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (FDA) awal pekan ini memberikan persetujuan penuh untuk vaksin Pfizer-BioNTech untuk semua orang yang berusia 16 tahun ke atas.

Sementara itu, bagi anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun, vaksin juga tersedia melalui otorisasi penggunaan darurat. Tetapi, bagi anak-anak di bawah usia ini, di mana kasus Covid-19 juga banyak ditemukan, pihak berwenang khawatir bahwa banyak orang tua yang berusaha memberikan vaksin pada mereka, meski hingga saat ini belum ada produk yang memenuhi syarat.

“Ini akan menjadi perhatian besar bahwa orang tua akan memvaksinasi anak-anak di bawah umur padahal kami belum memiliki dosis yang tepat bagi mereka, termasuk tentang keamanan dan kemanjurannya,” ujar Komisaris FDA, Janet Woodcock, dilansir Fox News, Jumat (27/8).

Gejala Covid-19 paling umum pada anak. - (Republika)

Woodcock mengatakan bahwa masih diperlukan informasi dan data tentang penggunaan vaksin bagi anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun. American Academy of Pediatrics (AAP) juga mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa pemberian vaksin kepada anak-anak di bawah 11 tahun saat ini masih dilarang.

"Kami tahu para orang tua sangat ingin dapat memberikan perlindungan vaksin ini kepada anak-anak mereka, dan American Academy of Pediatrics berbagi perasaan mendesak itu," kata Lee Savio Beers, selaku presiden AAP.

Namun, Beers mengatakan bahwa para orang tua masih harus menunggu. Sementara waktu, mereka perlu terus berusaha melakukan tindakan pencegahan yang bisa dilakukan semaksimal mungkin bagi buat hati mereka. Beers menyebut bahwa varian delta telah menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus Covid-19 pada anak-anak dan orang dewasa.

"Sementara kami menunggu vaksin disahkan untuk anak-anak, penting bagi setiap orang yang memenuhi syarat sekarang untuk mendapatkan vaksin. Itu akan membantu mengurangi penyebaran virus dan melindungi mereka yang terlalu muda untuk divaksinasi," jelas Beers.

 
Berita Terpopuler