'Tea & Beans' Sara Fajira Padukan Elemen Jawa, Jepang, Arab

Sara Fajira merilis lagu baru berjudul 'Tea & Beans'.

Tangkapan layar Youtube
Penyanyi Sara Fajira dalam video musik Tea & Bean.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi Sara Fajira yang pernah viral berkat lagu "Lathi" bersama Weird Genius menanggapi rumor tak enak mengenainya lewat lagu "Tea & Beans". Lagu ini terinspirasi dari idiom bahasa Inggris "spill the tea" atau "spill the beans" yang disebut ketika seseorang meminta bocoran cerita ketika berkumpul dengan teman-temannya yang membicarakan suatu hal pribadi dan rahasia.

"Tea & Beans" sebenarnya merupakan tanggapan Sara mengenai rumor yang selama ini ada di sekitarnya. Termasuk soal kritik bahwa dia mengalami "Star Syndrome" hingga susah untuk dikendalikan.

"Lewat lagu ini, saya ingin menyampaikan bahwa saya tidak peduli dengan rumor-rumor yang disebutkan tadi karena yang menurut saya yang lebih penting adalah untuk tetap berkarya," kata Sara dalam pernyataan resmi.

Selain sebagai tanggapan untuk rumor yang dialaminya, Sara sebenarnya juga ingin mendedikasikan lagu ini untuk rekan-rekan sesama artis atau siapapun yang pernah dan tengah mengalami hal tersebut.

Baca Juga

Lagu ini dibawakan oleh Sara dengan nuansa tiga elemen, yakni Jawa, Jepang, dan Arab. Musisi asal Surabaya ini sebelumnya sudah merilis single "Julite" bersama Eddie Tripleks serta berkolaborasi bersama Saykoji, JVSAN, hingga Yellow Claw.

Pada September mendatang, Sara akan bertolak ke Amerika Serikat untuk sesi rekaman karya-karya terbarunya. Ia juga dijadwalkan untuk melakukan promosi lagu-lagu terbarunya.

Juni lalu, Sara melebarkan sayap dengan terjun ke dunia akting lewat film berjudul Hitam. Tak hanya itu, dia juga mengisi soundtrack-nya yang juga memiliki judul yang sama.

Dalam film Hitam, Sara beradu akting dengan aktor senior Donny Damara. Hitam bercerita tentang seorang kepala desa yang menemukan warganya meninggal akibat dimakan Zombie. Polisi bersama warga lainnya berusaha mengungkapkan kasus ini, namun kepala desa menghalanginya, meski korban terus bertambah.

 
Berita Terpopuler