Remaja Inggris Dioperasi Caesar Saat Kritis Akibat Covid-19

Ibu hamil dianjurkan mendapatkan vaksin Covid-19.

NNP via The Sun
Ibu muda asal Inggris, Lucy Smith (18 tahun), menjalani operasi caesar saat dirinya kritis akibat Covid-19. Lucy sengaja menunda untuk divaksinasi karena ingin menunggu sampai melahirkan.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang remaja perempuan di Inggris melahirkan saat dirinya mengalami masa kritis akibat Covid-19. Selama ini, ia diketahui menolak untuk mendapatkan vaksin.

Remaja bernama Lucy Smith itu enggan divaksinasi dengan segera. Ia ingin menunggu sampai melahirkan. Kisah remaja berusia 18 tahun tersebut turut dilaporkan laman The Sun, dilansir Kamis (26/8).

Awalnya, Lucy mengaku takut dia dan bayinya tidak akan terselamatkan. Dia terinfeksi Covid-19 dan mengakibatkan paru-parunya kolaps.

Lucy dilarikan ke rumah sakit setelah merasakan sesak napas, dan kondisinya kian menurun. Petugas medis di The James Cook University Hospital, Middlesbrough, terpaksa melakukan operasi caesar darurat, sebelum menempatkan Lucy di ventilator.

"Itu benar-benar menakutkan, saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya dan bayi saya. Saya berada di unit bersalin selama empat hari sebelum paru-paru saya kolaps," kata Lucy.

Lucy tidak bisa langsung melihat bayinya, Billie Rae, setelah dilahirkan. Saat Lucy berada di unit perawatan intensif (ICU), ia mengaku tidak tahu di mana berada, dan berpikir mungkin tidak akan selamat.

Setelah menghabiskan empat pekan di ICU rumah sakit, Lucy mulai pulih. Ia dipindahkan ke bangsal lain untuk dapat bertemu kembali dengan putrinya.

Baca Juga

"Saya telah melihat fotonya dan saya tidak menyadari bahwa dia adalah milik saya. Ketika saya melihatnya di ruang bersalin, saya memeluknya untuk pertama kalinya, itu sangat emosional, saya menangis," katanya.

Dari pengalamannya ini, Lucy pun ingin ibu hamil lainnya tidak mengalami hal seperti dirinya. Dia menyarankan ibu hamil agar mau mendengarkan tenaga medis dan mendapatkan suntikan yang menyelamatkan jiwa alias vaksinasi.

"Lakukan saja. Ini benar-benar tidak sebanding dengan risiko tidak mendapatkan vaksin. Aku hampir mati," ujarnya.

Deepika Meneni, direktur klinis kebidanan South Tees Hospitals NHS Foundation Trust, mengaku sangat senang mendengar Lucy dan bayi perempuannya bisa melewati masa sulit. Lucy dan bayinya sekarang dapat menghabiskan waktu bersama yang sangat penting.

Meneni sangat merekomendasikan calon ibu untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Ia menyebut, ini adalah cara terbaik untuk melindungi ibu dan bayi mereka dari Covid-19.

"Jika Anda memiliki pertanyaan atau ragu-ragu, silakan berbicara dengan bidan, dokter kandungan, atau dokter umum Anda, kami di sini untuk membantu mendukung Anda membuat keputusan berdasarkan bukti dan informasi terbaik yang tersedia," jelasnya.

Ibu hamil di masa pandemi. - (Republika.co.id)


Data menunjukkan bahwa vaksin sangat aman dan efektif untuk ibu hamil. Para calon ibu pun telah didesak untuk mendapatkan vaksin. Faktanya, sekitar 98 persen perempuan yang berakhir di rumah sakit dengan perawatan belum mendapatkan vaksinasi.

Menteri Penyebaran Vaksin Covid-19 Inggris Nadhim Zahawi mengatakan, ibu hamil lebih mungkin sakit parah akibat Covid-19. Saat ini sudah umum diketahui bahwa vaksin aman untuk kelompok ibu hamil dan pada kenyataannya sangat jarang ibu hamil yang dirawat inap dengan Covid-19 setelah mendapatkan vaksinasi

Dr Pat O'Brien, Wakil Presiden Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, mengatakan pihaknya sekarang memiliki data yang kuat dari hampir 200 ribu perempuan dari seluruh AS dan Inggris yang telah menerima vaksin Covid-19. Tidak ada masalah yang dilaporkan penerima vaksin. "Ini memberi tahu kita bahwa vaksin Moderna dan Pfizer aman untuk kehamilan," ungkapnya.

 
Berita Terpopuler