14 Juta Warga Afghanistan Hadapi Kelaparan

Selain konflik, kelaparan di Afghanistan terjadi karena kekeringan parah dan pandemi

EPA-EFE/HEDAYATULLAH AMID
Keluarga pengungsi internal dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afghanistan, 14 Agustus (dikeluarkan 15 Agustus).
Rep: Kamran Dikarma Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Direktur Negara Program Pangan Dunia (WFP) Mary Ellen McGroarty mengatakan krisis kemanusiaan sedang berlangsung di Afghanistan. Dia menyebut 14 juta warga di sana menghadapi kelaparan parah. Hal itu diungkap setelah Taliban berhasil mengambil alih kontrol atas negara tersebut.

Dalam sebuah pengarahan virtual kepada koresponden PBB di Kabul pada Rabu (18/8), McGroarty mengatakan selain konflik, kelaparan di Afghanistan terjadi karena kekeringan parah di negara tersebut serta dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kekeringan telah menyebabkan 40 persen tanaman di sana lenyap. Hal itu pun berdampak pada peternakan.

Saat Taliban menggerogoti satu per satu wilayah yang dikuasai Pemerintah Afghanistan, ratusan ribu orang mengungsi. Musim dingin pun kian dekat. “Benar-benar perlombaan untuk mendapatkan makanan di tempat yang paling dibutuhkan,” kata McGroarty.

WFP berharap dapat menjangkau empat juta warga Afghanistan yang mengalami kelaparan pada Mei lalu. Jumlah itu diharapkan meningkat menjadi sembilan juta dalam beberapa bulan ke depan. “Namun ada banyak, banyak tantangan,” kata McGroarty.

Dia mendesak para pihak di Afghanistan menghentikan konflik. McGroarty pun menyerukan para donor menyediakan dana 200 juta dolar AS untuk menyuplai bantuan makanan ke negara tersebut. Hal itu diharapkan dapat dilakukan sebelum musim dingin tiba.

Baca Juga

 
Berita Terpopuler