Mantan Presiden Afganistan Bantah Tuduhan Melarikan Diri

Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menepis tundingan dirinya melarikan diri.

EPA-EFE/JALIL REZAYEE
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Rep: Rizky Jaramaya Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menepis tundingan dirinya melarikan diri. Menurutnya, tuduhan itu adalah bentuk pembunuhan karakter. 

Baca Juga

Ghani menyatakan, dia meninggalkan Afghanistan untuk menghindari pertumpahan darah di Kabul. 

“Anda dapat memverifikasi ini dengan Bea Cukai UEA. Saya tidak punya waktu untuk mengganti sepatu saya.  Keamanan saya meminta saya untuk pergi karena ada ancaman yang akan segera terjadi kepada saya sebagai kepala negara,” kata Ghani dilansir Anadolu Agency, Kamis (19/8).

Dia mengatakan bahwa dia tidak berniat untuk melarikan diri dari negara atau hidup di pengasingan. Ghani mengatakan, dia ingin mentransfer kekuasaan secara damai dengan Taliban. Namun ada sebuah ancaman yang membuatnya terpaksa pergi dari Afghanistan, ketika Taliban menguasai Kabul. 

“Saya diberitahu bahwa Taliban ada di Kabul. Ada kesepakatan bahwa Taliban tidak akan memasuki Kabul. Tapi mereka melakukannya. Saya tidak ingin digantung, karena sebagai presiden, saya adalah kehormatan Afghanistan.  Saya tidak takut mati," kata Ghani.  

 

 

 

Ghani bersumpah akan kembali ke negaranya untuk melanjutkan perjuangan demi hak dan nilai-nilai rakyat. Dalam pernyataan perdana melalui video, Ghani memberikan dukungan untuk pembicaraan yang sedang berlangsung dengan Taliban oleh mantan Presiden Hamid Karzai dan perunding perdamaian terkemuka Abdullah Abdullah.

"Saya sedang berkonsultasi untuk kepulangan saya ke Afghanistan sehingga saya dapat melanjutkan upaya untuk keadilan, nilai-nilai Islam dan nasional yang sejati," kata Ghani.

 

 Ghani meninggalkan Afghanistan ketika Taliban menguasai ibu kota Kabul, setelah pasukan pemerintah Afghanistan melarikan diri atau menyerah.

 
Berita Terpopuler