20 Pengungsi Rohingya Hilang di Teluk Benggala

Kapal yang membawa 20 pengungsi Rohingya terbalik.

AP/Syafiqur Rahman
Pengungsi Rohingya menunggu untuk divaksinasi COVID-19 di Cox
Rep: Kamran Dikarma Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Lebih dari 20 pengungsi Rohingya dilaporkan hilang dan dikhawatirkan tenggelam saat kapal yang membawa mereka terbalik di Teluk Benggala. Insiden itu terjadi saat mereka berusaha meninggalkan Bhasan Char, sebuah pulau terpencil yang digunakan Bangladesh untuk menampung para pengungsi.

Baca Juga

"Kami sangat terpukul karena dilaporkan banyak penumpang, termasuk wanita dan anak-anak, tenggelam secara tragis. Jumlah yang dikonfirmasi belum diketahui," kata badan pengungsi PBB dalam sebuah pernyataan pada Ahad (15/8).

 

Menurut keterangan polisi, sekitar 40 pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, berada di kapal yang terbalik akibat cuaca buruk pada Sabtu (14/8) pagi. Sebanyak 14 di antaranya berhasil diselamatkan oleh nelayan dan dibawa kembali ke Bhasan Char.

Saat ini penjaga pantai, angkatan laut, dan angkatan udara Bangladesh masih melanjutkan operasi pencarian serta penyelamatan. Abdul Hamid, seorang pengungsi Rohingya berusia 40 tahun, mengungkapkan, tinggal di Bhasan Char memang tidak mudah.

“Di sini tidak ada pekerjaan. Orang tidak bisa pergi dan bertemu kerabat mereka di kamp-kamp (pengungsi) di Cox’s Bazar,” ucapnya.

 

Menurutnya, dapat dimaklumi kenapa para pengungsi berusaha meninggalkan pulau tersebut. “Itulah mengapa orang menjadi gila dan mengambil risiko untuk pergi,” ujarnya.

Pakar hak asasi manusia (HAM) dari badan amal yang berfokus di Asia, Fortify Rights, John Quinley, mendesak Bangladesh segera mengakhiri penahanannya terhadap para penngungsi di Bhasan Char. Kelompok Rohingya di sana harus diberi kebebasan bergerak.

"Laporan tentang Rohingya yang meninggal saat mencoba melarikan diri dari pulau dengan perahu sangat mengkhawatirkan. Pemerintah harus mengizinkan setiap Rohingya yang ingin kembali ke Cox's Bazar untuk melakukannya, dan memfasilitasi transportasi,” kata Quinley.

Distrik Cox’s Bazar menampung lebih dari 850 ribu pengungsi Rohingya. Mereka tersebar di 34 kamp. Pada Desember tahun lalu, Bangladesh mulai memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau bernama Bhasan Char di Teluk Benggala. Sejak relokasi dimulai, terdapat hampir 20 ribu pengungsi yang telah dipindahkan. Bangladesh berencana memindahkan 100 ribu pengungsi ke sana.

 

 

 

 

Pada Maret lalu, delegasi PBB sempat melakukan kunjungan ke Bhasan Char. Mereka meninjau kondisi dan fasilitas di pulau tersebut. Sebelumnya PBB menyebut pihaknya tidak diizinkan untuk melakukan penilaian teknis dan keamanan Bhasan Char. PBB pun mengaku tidak dilibatkan dalam proses relokasi pengungsi Rohingya ke sana.

Sementara itu Bangladesh mengklaim relokasi pengungsi Rohingya ke Bhasan Char dilakukan secara sukarela dan tanpa paksaan. Bangladesh pun meyakinkan bahwa Bhasan Char aman serta layak ditinggali. Fasilitas seperti perumahan dan rumah sakit tengah dibangun di sana.

 

Bangladesh mengatakan, kamp-kamp pengungsi yang kian padat di Cox's Bazar telah memicu aksi kejahatan, termasuk kekerasan. Hal itu turut menjadi alasan mengapa sebagian pengungsi Rohingya ingin direlokasi. (Reuters/Kamran Dikarma)

 
Berita Terpopuler