NATO Prihatin dengan Meningkatnya Eskalasi di Afghanistan

NATO prihatin dengan tingginya tingkat kekerasan akibat serangan Taliban

EPA-EFE/STRINGER
Pemandangan kehancuran akibat militan Taliban menguasai Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand, Afghanistan, 13 Agustus 2021. Pejuang Taliban telah merebut Kandahar dan Helmand, dua provinsi terbesar di Afghanistan selatan, dan Ghor di barat, kata para pejabat pada 13 Agustus, membuat kemenangan militer yang signifikan dalam serangan kilat mereka menuju kekuasaan di Kabul.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- NATO sangat prihatin dengan situasi terkini di Afghanistan yang mengalami kekacauan. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO prihatin dengan tingginya tingkat kekerasan akibat serangan Taliban.

"Sekutu NATO sangat prihatin dengan tingginya tingkat kekerasan yang disebabkan oleh serangan Taliban, termasuk serangan terhadap warga sipil, pembunuhan yang ditargetkan, dan laporan pelanggaran hak asasi manusia serius lainnya," kata Stoltenberg dilansir Anadolu Agency, Sabtu (14/8).

Menurut Stoltenberg, Taliban perlu memahami mereka tidak akan diakui oleh komunitas internasional jika mengambil alih Afghanistan dengan paksa. Menurutnya, NATO tetap berkomitmen untuk mendukung solusi politik atas konflik tersebut.

“Tujuan kami tetap mendukung pemerintah Afghanistan dan pasukan keamanan sebanyak mungkin. Keamanan personel kami adalah yang terpenting. NATO akan mempertahankan kehadiran diplomatik di Kabul dan terus menyesuaikan seperlunya," kata Stoltenberg.

Taliban telah merebut kota strategis Ghazni, yang terletak sekitar 150 kilometer di selatan Kabul. Taliban menguasai seluruh kota pada Kamis (12/8) pagi, membobol sebuah penjara, dan membebaskan sekitar 400 narapidana.

The Guardian melaporkan serangan di kota Ghazni dimulai sekitar tengah malam yang mengarah ke bentrokan jalanan dengan pasukan keamanan. Pada pukul 08.00, Taliban telah menguasai sebagian besar kota.

"Komandan polisi dan gubernur setempat putus asa dan tidak punya pilihan lain dan bergabung dengan Taliban. Orang-orang bersembunyi di rumah mereka, tidak ada yang keluar," ujar seorang pejabat.

Ghazni adalah ibu kota provinsi ke-10 yang jatuh ke tangan Taliban dalam waktu kurang dari sepekan. Ini merupakan pukulan besar bagi pemerintah Afghanistan karena kota itu terletak di jalan raya yang menghubungkan Kabul ke Afghanistan selatan.

Taliban berhasil merebut Ghazni setelah merebut kota utama Pul-e-Khumri yang terletak 140 mil di utara ibu kota pada dua hari lalu. Hal ini memberikan kendali strategis bagi Taliban atas persimpangan jalan yang menghubungkan Kabul ke utara dan barat.

Baca Juga

Pertempuran juga berkecamuk di Lashkar Gah pada Kamis. Lashkar Gah merupakan salah satu kota terbesar Afghanistan di provinsi Helmand. Kota ini dikepung setelah serangan militan Taliban selama sepekan.

Pemerintah Afghanistan berharap dapat mempertahankan Lashkar Gah. Namun sebuah bom mobil bunuh diri pada Rabu (11/8) menargetkan markas besar polisi setempat.

Pada Kamis, Taliban telah mengambil alih markas polisi tersebut. Seorang anggota parlemen dari Helmand, Nasima Niazi, menuturkan beberapa petugas polisi menyerah kepada Taliban. Petugas lainnya mundur ke kantor gubernur terdekat yang masih dipegang oleh pasukan pemerintah.

Niazi mengatakan dia yakin serangan Taliban menewaskan dan melukai anggota pasukan keamanan tetapi dia tidak memiliki jumlah korban. Menurutnya, bom mobil bunuh diri lain menargetkan penjara provinsi tetapi pemerintah masih dapat menahannya.

Taliban telah membebaskan ratusan anggotanya selama sepekan terakhir. Hal ini memperkuat barisan mereka. Selain itu, Taliban juga merebut senjata dan kendaraan yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS).

Niazi mengkritik serangan udara yang dilakukan oleh pasukan pemerintah Afghanistan. Dia mengatakan serangan udara tersebut kemungkinan besar telah menewaskan atau melukai warga sipil.

“Taliban menggunakan rumah-rumah sipil untuk melindungi diri mereka sendiri, dan pemerintah tanpa memperhatikan warga sipil melakukan serangan udara,” ungkap Niazi.

 
Berita Terpopuler