Nigeria Ancam Tinjau Hubungan Diplomatik dengan Indonesia

Menlu Nigeria panggil Dubes RI atas penganiayaan diplomatnya oleh Imigrasi di Jaksel.

Dok Ripples Nigeria
Seorang diplomat Nigeria diduga dianiaya petugas Imigrasi di Jakarta Selatan pada Sabtu (7/8).
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Pemerintah Nigeria mengancam akan meninjau kembali hubungannya dengan Indonesia. Hal itu menyusul penyerangan terhadap agen diplomatik Nigeria di Jakarta, belum lama ini.

Menteri Luar Negeri Geoffrey Onyeama telah memanggil Duta Besar Indonesia untuk Nigeria atas penyerangan tersebut. Onyeama mengatakan, insiden malang itu bertentangan dengan hukum internasional dan Konvensi Wina yang mengatur hubungan diplomatik dan konsuler antarnegara.

"Kementerian Luar Negeri menerima laporan dan telah melihat video yang beredar mengenai insiden yang tidak dapat diterima di Jakarta, Indonesia. Tentang penanganan dan penangkapan seorang agen diplomatik Nigeria di depan kantor resminya pada 7 Agustus 2021," ujar Onyeama dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Abuja pada Selasa (10/8).

"Pemerintah Nigeria telah mengadu keras kepada Pemerintah Indonesia, dan Duta Besar Indonesia untuk Nigeria dipanggil oleh Menteri Luar Negeri Nigeria. Duta Besar menjelaskan apa yang dia pahami terjadi dan meminta maaf tanpa pamrih atas nama Pemerintah Indonesia," ucap Onyeama melanjutkan.

"Pemerintah Nigeria telah mengirimkan protes resmi kepada Pemerintah Indonesia. Duta Besar Nigeria untuk Indonesia telah mengkonfirmasi bahwa pejabat Imigrasi yang terlibat sejak itu datang ke Kedutaan Besar Nigeria untuk meminta maaf kepada Duta Besar dan diplomat yang bersangkutan," kata Onyeama.

Dubes RI diperkirakan akan bertemu dengan Menlu di kemudian hari. Dikutip dari Ripples Nigeria, diplomat Nigeria dianiaya oleh pejabat Imigrasi Indonesia. Tidak jelas apa yang menyebabkan insiden itu. Tetapi, pejabat Nigeria tersebut dilecehkan di depan kantor misi diplomatik Nigeria di Jakarta pada Sabtu lalu.

Dalam video viral kejadian yang beredar di media sosial, tiga laki-laki terlihat bergulat dengan pria kulit hitam di dalam mobil. Mereka menjepit lehernya ke kursi mobil dan dia terus memohon bantuan.

Orang-orang itu terus menekannya saat dia berteriak "Leherku", "Aku tidak bisa bernapas!".

Sebelumnya, oknum petugas Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI Kota Jakarta Selatan (Jaksel), diduga telah menganiaya seorang diplomat Nigeria pada Sabtu (7/8). Kepala Kantor Imigrasi Jaksel, Mujiono membenarkan insiden tersebut.

"Ini kan sudah diambil alih oleh Dirjen Imigrasi," kata Mujiono saat dikonfirmasi pada Selasa. Namun demikian, dia tak merinci lebih jauh identitas dari pelaku dan korban tersebut guna melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Kepala Bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas I Non-TPI Jaksel, Muhamad Reza menuturkan, saat ini, pelaku yang diduga melakukan tindakan tak terpuji tersebut sedang menjalani pemeriksaan di Ditjen Keimigrasiaan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

"Betul, Sabtu kemarin kejadiannya, hanya saja kami mengikuti arahan pimpinan. Karena sampai saat ini petugas yang diduga pelaku sedang dimintai keterangan oleh Dirjen Keiimigrasian Pusat," kata Reza.

Reza menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan mengadakan konferensi pers guna menyampaikan perkembangan dari peristiwa tersebut. "Jadi nanti akan ada press realese. Setahu kami pelakunya laki-laki itu berdasarkan video yang viral ya, petugas diplomatya juga demikian," ujar Reza.

 
Berita Terpopuler