Lima Penyebab Sesak Napas, Kenali Mana yang Berbahaya

Sesak napas tak selalu terkait dengan penyakit yang berbahaya.

Republika
Kenali penyebab sesak napas. Sesak napas tak selalu identik dengan penyakit yang mengancam nyawa.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa kasus, sesak napas bukanlah keadaan darurat dan mungkin disebabkan oleh sesuatu seperti kecemasan atau kehamilan. Tapi itu juga bisa menjadi tanda kondisi yang mengancam nyawa, misalnya ketika terjadi karena reaksi alergi atau serangan jantung.

Berikut adalah lima alasan Anda mungkin merasa kehabisan napas dan kapan Anda harus segera mendapatkan perhatian medis.

Reaksi alergi
Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi berlebihan terhadap pemicu. Beberapa alergen yang umum antara lain tungau debu, serbuk sari, dan bulu hewan peliharaan.

"Reaksi alergi dapat menyebabkan tenggorokan menegang yang menciptakan kesulitan bernapas dan sesak napas," jelas Troy Madsen, MD, seorang profesor kedokteran darurat di University of Utah, Amerika Serikat, seperti dilansir laman Insider, Selasa (10/8).

Bekuan darah di paru-paru
Emboli paru adalah kondisi serius yang mengancam jiwa. Kondisi ini terjadi ketika gumpalan darah mengalir ke arteri pulmonalis dan menghalangi aliran darah ke paru-paru.

Emboli paru menurunkan aliran darah ke paru-paru, sehingga menurunkan jumlah darah yang dapat dioksigenasi untuk menyediakan oksigen bagi seluruh tubuh. Inilah yang menyebabkan sesak napas.

Serangan kecemasan
Kecemasan adalah masalah umum di Amerika Serikat. Hampir satu dari lima orang dewasa memiliki gangguan kecemasan dan lebih dari satu dari sepuluh mengalami serangan kecemasan setiap tahun.

Cara cepat dan mudah untuk menenangkan pernapasan Anda dari serangan kecemasan adalah dengan bernapas ke dalam kantong kertas.

"Dalam kasus serangan panik yang parah, seseorang mungkin perlu pergi ke unit gawat darurat untuk menerima perawatan untuk ini," kata Madsen.

Baca Juga

Serangan jantung
Madsen mengatakan, serangan jantung dapat menyebabkan sesak napas karena otot jantung terpengaruh dan mungkin tidak dapat mengirimkan darah secara memadai ke tubuh. Ketika paru-paru tidak mendapatkan cukup darah, Anda mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen dan paru-paru tidak akan berfungsi dengan baik.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 800 ribu orang Amerika Serikat mengalami serangan jantung setiap tahun. Pria di atas 45 dan wanita di atas 55 berada pada risiko terbesar, bersama dengan orang-orang yang merokok atau memiliki tekanan darah tinggi.

Teknik pernapasan pelega sesak. - (Republika)



Awal masa kehamilan
Selama beberapa pekan pertama setelah hamil, tubuh Anda mulai memproduksi lebih banyak hormon seks progesteron. Saat kadar progesteron meningkat, secara alami Anda mulai bernapas lebih cepat dan merasa sesak napas.

Beberapa waktu kemudian dalam masa kehamilan, rahim akan tumbuh lebih besar dan dapat memberi tekanan pada diafragma. Ini  dapat menyebabkan peningkatan sesak napas secara bertahap. Dalam kebanyakan kasus, sesak napas tidak berbahaya dan akan hilang setelah kehamilan. "Namun, sesak napas yang parah dan tiba-tiba pada kehamilan selalu menjadi perhatian," ujar Madsen.

Penyebab sesak napas lainnya
Sesak napas juga dapat disebabkan oleh anemia, keracunan karbon monoksida, kelebihan cairan di sekitar jantung (efusi perikardial atau tamponade jantung), dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Di samping masalah irama jantung (aritmia), paru-paru kolaps, dan radang paru-paru, serta penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 (Covid-19) juga bisa membuat sesak napas.


 
Berita Terpopuler