13 Hal Penting tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW

Hijrah Nabi SAW menunjukkan makna persaudaraan yang sebenarnya dalam Islam.

Pixabay
13 Hal Penting tentang Hijrah Nabi Muhammad SAW
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat pada hari esok, Umat Muslim memasuki tahun baru hijriyah, yaitu 1 Muharram 1443 H. Sedikitnya ada 20 hal yang perlu diketahui setiap Muslim mengenai tahun yang penanggalannya dihitung sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah itu.

Baca Juga

Pertama, orang yang pertama kali menjadikan awal penanggalan Hijriyah jatuh pada bulan Muharram, yaitu Umar bin Khattab. Adapun Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah dilakukan pada bulan Rabiul Awal berdasarkan pendapat yang populer. Nabi SAW memilih hijrah pada Muharram karena bulan tersebut datang setelah para peziarah melakukan haji.

Kedua, Rasulullah menyediakan bagi para sahabatnya tempat yang aman dari serangan kaum musyrik. Ketiga, Ali bin Abi Thalib menghabiskan malam hijrah di atas ranjang Rasulullah, dan dia melakukan pengorbanan tersebut untuk menjaga kehidupan Rasulullah.

Keempat, Rasulullah berhijrah dan meninggalkan tanah airnya demi keridhaan Allah SWT. Kelima, Nabi SAW memilih sahabat Abu Bakar untuk mendampinginya dalam perjalanan hijrah dan ketika melakukan hal-hal sulit.

Keenam, hijrah Nabi SAW menunjukkan kecerdasan dan kecerdikan seorang wanita Muslim, yaitu Asma binti Abi Bakar. Asma saat itu tidak menemukan sesuatu untuk membawa perbekalan Nabi SAW. Lalu ia memotong ikat pinggangnya menjadi dua bagian.

Kemudian yang satu dia gunakan untuk sufrah (bungkus makanan untuk bekal) Rasulullah SAW, dan yang satunya sebagai pembungkus qirbahnya pada waktu malam ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar melakukan perjalanan menuju Gua Tsur.

 

 

Ketujuh, Nabi Muhammad SAW meski dakwahnya ditolak oleh kaumnya, beliau tetap berdoa agar mereka mendapat hidayah Allah SWT. Kedelapan, Rasulullah setelah berada di Madinah, memersatukan kelompok Muhajirin (yang ikut Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah) dan Anshar (penduduk Madinah pemeluk agama Islam).

Kesembilan, Rasulullah saat kembali ke Makkah (Fathu Makkah) tidak membalas perbuatan buruk orang-orang Makkah yang telah dilakukan kepada beliau. Nabi SAW memaafkan penduduk Makkah dan memohon ampunan Allah SWT untuk mereka setelah memeranginya selama 21 tahun.

Kesepuluh, kaum Quraisy sempat menawarkan takhta dan harta kepada Rasulullah SAW agar tidak lagi mendakwahkan Islam. Nabi SAW menolaknya karena yang beliau kejar hanyalah keridhaan Allah SWT dan surga-Nya yang lebih berharga dari sekadar kedudukan, prestis, dan harta di dunia. 

Kesebelas, hijrah Nabi Muhammad turut dibantu oleh seorang non-Muslim yang menyembah Latta dan Uzza, yaitu Abdullah bin Uraiqith. Dia mengawal dan menjadi navigator untuk bisa sampai ke Madinah. Ini adalah bukti bolehnya mencari bantuan dari non-Muslim saat melakukan sesuatu di jalan Allah SWT.

Keduabelas, Allah SWT menyelamatkan Rasul-Nya dan sahabatnya setelah orang-orang musyrik mengepung mereka di Gua Tsur. Ketigabelas, setelah Nabi SAW hijrah ke Madinah, beliau menyusun dokumen yang biasa disebut dengan Piagam Madinah, untuk mengatur hubungan antara Muhajirin dan Anshar serta Yahudi. Di dalamnya menekankan persatuan bangsa tanpa diskriminasi, dan kesetaraan di antara mereka dalam hak dan martabat.

Ketigabelas, di Madinah, Nabi SAW dan pengikutnya membangun Masjid Quba bagi umat Islam untuk menyatukan barisan. Hijrah Nabi SAW menunjukkan makna persaudaraan yang sebenarnya dalam Islam, yang ditunjukkan antara kelompok Muhajirin dan Anshar.

Link artikel asli

 
Berita Terpopuler