Tadabbur Surat Abasa: Kemuliaan Alquran

Alquran begitu sempurna, di dalamnya ada banyak hikmah yang bisa kita pelajari.

Republika/Agung Supriyanto
Alquran
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Alquran begitu sempurna, di dalamnya ada banyak hikmah yang bisa kita pelajari. Sebuah peristiwa yang penuh makna, perintah, larangan, peringatan bahkan proses kehidupan manusia Allah jabarkan di sana.

Baca Juga

Begitu indahnya alquran hingga dalam satu surat tidak hanya menjelaskan satu atau dua hal, bahkan lebih. Sebagaimana dalam mentadabburi quran surat Abasa ini. Surat ini di buka dengan kisah Abdullah bin Umi Maktum yang buta namun semangat menuntut ilmunya luar biasa, kemudian pada ayat 3 sampai 10 Allah buka hati dan pikiran kita tentang sifatsifat pencari ilmu.

Pada QS. ‘Abasa ayat 11 sampai 16 ini ada pelajaran baru yang kita dapat perihal betapa mulianya alquran. Di awali dengan QS. ‘Abasa ayat 11-12,

“Sekali-kali jangan (begitu)! Sungguh, (ajaran-ajaran Allah) itu suatu peringatan, maka barang siapa menghendaki, tentulah dia akan memperhatikannya,” (QS. Abasa : 11-12)

Ini semua tentang alquran, kata Allah sesungguhnya Alquran ini sebuah peringatan yang mau silakan perhatikan peringatan itu. Bagi yang tidak mau, siap-siap untuk menghadapi Allah SWT.

Saking mulianya Alquran Allah tulis dalam lembaran-lembaran mulia. Setelah ditulis lembaran itu diletakkan di tempat yang tinggi, di tangan malaikat dan malaikat ini makhluk yang Allah muliakan yang selalu berbakti kepada Allah SWT.

 

Mengapa Allah setelah menegur Rasulullah di pembukaan surat ‘Abasa dilanjutkan cerita tentang Alquran? Ada apa?

Di sini Allah seakan-akan memberitahu kepada kita bahwa Nabi Muhammad tidak pantas merendahkan dirinya di hadapan orangorang kafir.

“Mengapa mereka kaya? Yang membuat mereka kaya adalah Aku (Allah), kamu (Muhammad) jangan merasa bergantung kepada mereka. Kamu membawa Alquran, kitab yang paling mulia. Tidak pantas orang yang membawa Alquran merasa rendah di depan orang-orang yang dimuliakan karena urusan dunia.” 

Tidak sebanding kemuliaan Alquran dengan dunia. Alquran membawa peringatan dan mendatangkan kemuliaan bagi manusia. Kemuliaan itu bukan terletak pada harta tapi pada mereka yang paling bertakwa kepada Allah. 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

(QS. Al-Hujurat: 13)

 

 

“Faman sya’a zakarah” di sini Allah menuturkan bahwa Allah tidak butuh mereka yang tidak memperdulikan peringatan dalam Alquran. Allah pun tak butuh harta dan apapun yang di miliki manusia. Berbeda dengan kita, seseorang menjadi mulia karena ada yang memuliakan. Menjadi terhormat karena ada orang yang menghormati kita. Semakin banyak orang yang mendukung kita, semakin kita dihormati dan dimuliakan, itu kita sebagai makhluk.

Tapi Allah tidak tergantung makhluk, sekalipun mereka semua kafir, Allah tetap Tuhan yang Maha Kuasa. Janganlah kita minder hanya karena orangorang yang dimuliakan dalam urusan dunia. Ini pelajaran penting dari quran surat ‘Abasa. Allah berkali-kali menyebutkan Alquran, “fii sukhufim mukarromah.” Setiap lembaran Alquran ini mulia, yang memuliakan itu Allah. Kalau makhluk yang memuliakan itu relatif mungkin

si fulan mulia, tapi bagi orang lain tidak. Tapi ini penilaian Allah, kebenaran kemuliaan Alquran. Kemuliaan Alquran itu mutlak, tidak bisa diganggu gugat.

Inilah hebatnya Alquran, oleh karenanya suatu generasi yang jujur memuliakan alquran dan mengikuti Alquran, Allah muliakan generasi itu. Jelas ini tergambarkan pada generasi para sahabat, yang sanggup memimpin seperempat dunia. Mereka memimpin dari Afrika sampai perbatasan Rusia. Kalau Allah saja memuliakan alquran, maka ayo berlomba-lomba memuliakannya. Caranya bagaimana?

Membacanya, menghafalnya, memahami isinya dan aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari kita. Semoga kelak di hari akhir alquran ini bisa datang menjadi syafaat bagi kita, memberikan pahala bagi kita dan mengantarkan kita ke surganya Allah.

Aamiin.

 

DR. Amir Faishol Fath, MA 

 

Pakar Tafsir Qur'an

 
Berita Terpopuler