Makna Pergantian Tahun Baru Islam 1443 H

Pergantian tahun Hijriah ini hendaknya dijadikan kesempatan mengevaluasi diri.

moroccomuslimnews
Tahun baru Islam
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Pergantian Tahun Baru Islam akan terjadi pada Senin (9/8) malam nanti. Setelah matahari terbenam di ufuk Barat, maka tanggal 1 Muharram 1443 Hijriah sudah dimulai.

Baca Juga

Lalu apa makna pergantian Tahun Baru Islam ini bagi umat dan bangsa?

 

 

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Anwar Abbas menjelaskan, dengan adanya pergantian tahun ini, berarti kesempatan umat Islam untuk hidup di dunia ini akan semakin berkurang, dan kematian akan semakin dekat.

“Oleh karena itu yang penting bagi kita di dalam usia yang masih tersisa ini adalah bagaimana kita bisa mengisi hidup ini dengan sebaik-baiknya agar kita benar-benar siap nanti untuk menghadap-Nya,” ujar Anwar kepada Republika.co.id, Senin (9/8). 

Karena itu, dia pun mengajak kepada umat Islam untuk menjalani hidup ini dengan penuh keimanan dan ketakwaan dengan membuat seluruh pikiran, hati dan tindakan yang sesuai dengan petunjuk dari Allah SWT dan Rasul-Nya.

“Hal ini tentu jelas tidak mudah karena terlalu banyak godaan dan rintangan yang akan kita hadapi.  Tapi sebagai hamba Allah kita tidak boleh menyerah apalagi kalah. Kita harus bisa berusaha dan berjuang untuk mengharungi hidup ini dengan selalu berpedoman kepada firman-Nya dan sunnah Rasul-Nya,” ucapnya. 

“Karena dengan cara seperti itulah hidup kita akan selamat di dunia dan nanti di akhirat sana. Semoga kita semua dapat dan bisa mewujudkannya,” imbuhnya.

 

 

Selain itu, menurut dia, pergantian tahun baru Islam ini juga bisa dijadikan sebagai momentum untuk melakukan muhasabah atau evaluasi diri, baik sebagai individu, anggota keluarga, maupun sebagai warga bangsa dan negara.

Dengan bermuhasabah, menurut dia, umat Islam bisa menyusun dan melakukan langkah-langkah perbaikan ke depan agar kehidupannya bisa lebih baik dari tahun kemarin. 

“Apalagi negara kita saat ini sedang dilanda pandemi covid 19 dan masalah ekonomi serta masalah-masalah sosial, hukum dan politik yang terasa tidak pas bila kita lihat dari perspektif ajaran agama dan juga pancasila dan UUD 1945 yang telah kita sepakati untuk menjadi dasar dan hukum dasar di negeri ini,” kata Anwar.

Sampai saat ini, menurut dia, nilai dan norma yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 belum bisa ditegakkan. Ironinya, kata dia, saat ini justru muncul langkah-langkah dan kebijakan yang lebih menjunjung tinggi idiologi liberalisme-kapitalisme.

“Sehingga yang tampak oleh kita, negeri ini telah bergerak dan bergeser dari menjunjung tinggi kedaulatan rakyat kepada menjunjung tinggi kedaulatan pemilik kapital, sehingga akhirnya nasib rakyat banyak di negeri ini  kurang terbela dan terperhatikan dengan baik,” jelasnya.

 

 

“Lihat sajalah contohnya UU cipta kerja, cara kerja polisi dan KPK serta keputusan yang dibuat oleh para hakim di dunia pengadilan yang sangat banyak membuat kita mengurut dada,” imbuhnya.

Selain itu, Anwar juga masih melihat ketimpangan dan kesenjangan ekonomi yang bisa menyebabkan negeri ini terseret ke dalam konflik dan perpecahan, bahkan tidak mustahil negeri ini akan terpecah belah dan porak poranda. 

“Mengapa hal demikian bisa terjadi? Karena kita tidak lagi konsisten dengan idiologi, dasar dan hukum dasar yang ada di negeri ini yaitu Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu pertanyaannya maukah kita apa yang tidak kita inginkan itu terjadi ? Tentu jawabnya tidak,” tegasnya.

Karena itu, menurut dia, pergantian tahun Hijriah ini hendaknya bisa jadikan sebagai kesempatan untuk merenung dan mengevaluasi diri. Dia berharap, negeri ini menjadi negara yang maju. Namun, dia tidak ingin negeri ini maju seperti negara -negara Adikuasa saat ini, yang justru menebar bencana dan malapetaka serta kerusakan dunia. 

 

“Oleh karena itu  kalau negara kita nanti telah menjadi negara maju maka kita tidak ingin negeri ini hanya sekedar maju tapi juga harus berkeadilan, berakhlak, bermoral dan  beradab yang mampu menebar rahmat kepada semua bangsa dan negara di dunia ini,” kata Ketua PP Muhammadiyah ini.

 
Berita Terpopuler