Sedang Tren, Amankah Konsumsi Madu Beku?

Konsumsi madu yang dibekukan tengah menjadi tren di kalangan pengguna TikTok.

pxhere
Madu (ilustrasi). Tren madu beku dapat membuat seseorang mengonsumsi terlalu banyak madu dalam satu waktu.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform media sosial TikTok seakan tak pernah kehabisan tren makanan unik yang menarik untuk dicoba. Salah satu tren makanan TikTok terbaru yang disambut dengan antusiasme besar adalah madu beku (frozen honey).

Popularitas tren baru ini bisa terlihat dari besarnya jumlah view yang berhasil diperoleh video-video dengan tema madu beku. Tagar #forzenhoney, misalnya, telah ditonton lebih dari 600 juta kali, sedangkan tagar #FrozenHoneyChallenge telah memperoleh 80 juta view.

Seperti namanya, tren ini bisa dilakukan dengan cara membekukan madu yang disimpan di dalam wadah botol plastik. Setelah beku, madu akan dikeluarkan dengan cara meremas wadah botol plastiknya. Madu yang telah beku akan memiliki konsistensi yang lebih padat, keras, dan lengket.

Sebagian pengguna TikTok juga melakukan sedikit modifikasi dalam membuat madu beku ini. Salah satunya adalah dengan menambahkan sirup jagung sebelum madu dibekukan agar konsistensi madu beku tidak terlalu padat dan keras.

Meski tampak menyenangkan, tren madu beku ini dapat membuat seseorang mengonsumsi terlalu banyak madu dalam satu waktu. Menurut praktisi ayurveda, Dr Dixa Bhavsar, sesuatu yang dikonsumsi dalam keadaan beku biasanya memiliki bentuk yang lebih terkonsentrasi.

Oleh karena itu, tren seperti madu beku bisa memicu terjadinya konsumsi madu secara berlebih. Hal ini dapat terlihat dari cukup banyaknya pengguna TikTok yang menikmati madu beku layaknya es loli atau es krim batangan.

"Menyantap madu dalam jumlah besar bukan sesuatu yang ideal," jelas Dr Bhavsar, seperti dikutip dari Indian Express, Jumat.

Baca Juga

Adakah bahaya di balik tren tersebut?

Jumlah konsumsi madu yang direkomendasikan, menurut Dr Bhavsar, adalah satu sendok teh hingga satu sendok makan per hari saja. Mengonsumsi madu secara berlebih dapat memicu terjadinya beberapa masalah dan keluhan, seperti diare, perut terasa kembung, dan masalah kulit.

Selain itu, asupan madu yang berlebih juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap kadar gula darah, kolesterol, dan sensitivitas insulin. Bila sering dilakukan dalam waktu lama, konsumsi madu berlebih juga dapat meningkatkan risiko obesitas.

"(Tren madu beku) tak direkomendasikan untuk pasien diabetes dan pasien intoleransi fruktosa," jelas Kepala Departemen Ilmu Gizi Bhatia Hospital Mumbai di India, Dr Pooja Thacker.

Dokter umum dari Apollo Spectra Nehru Enclave, Dr Navneet Kaur, juga menilai madu beku sebagai tren yang berbahaya. Alasannya, mengonsumsi madu dalam keadaan beku berpotensi menyebabkan diare, kram perut, perut kembung, perasaan tidak enak badan, dan bahkan mual.

"Selain itu, Anda bisa merusak gigi," jelas Dr Kaur.

Menurut tradisi ayurveda, madu sebaiknya dikonsumsi dalam suhu ruangan. Semua hal yang dikonsumsi pada kondisi alaminya bisa memberikan hasil dan manfaat yang lebih baik menurut Dr Bhavsar.

Di sisi lain, Dr Kaur juga memperingatkan agar warganet tidak asal mengikuti tren demi eksistensi. Kesehatan diri tetap harus menjadi prioritas utama. Akan lebih baik bila warganet bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengikuti suatu tren yang berdampak pada kesehatan diri.

"Tak masalah bila sesekali melewatkan beberapa tren yang berbahaya bagi kesehatan," ungkap Dr Kaur.

 
Berita Terpopuler