Korea Selatan-Malaysia Kerja Sama Kembangkan Industri Halal

Korea Selatan ingin menjadikan Seoul Kota Ramah Muslim.

EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Kota Seoul
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,   KUALA LUMPUR -- Ratusan profesional industri halal akan menjalani kursus di Korea Selatan melalui kemitraan baru antara Halal Development Corporation (HDC) Malaysia dan lembaga penelitian halal lokal. Perjanjian antara Malaysia dan Korea Selatan ini dilakukan untuk mempromosikan produksi halal di Negeri Gingseng.

Baca Juga

Selain promosi, perjanjian yang ditandatangani pada Senin (2/8) di Kuala Lumpur ini dilakukan dalam rangka meningkatkan layanan perhotelan Korea bagi umat Islam. Perjanjian ini juga ingin semakin menetapkan Seoul sebagai kota ramah Muslim.

Kolaborasi HDC dengan Institut Industri Halal Korea (KIHI) adalah dorongan terbaru. Sebelumnya, rencana ini sempat hampir pupus setelah Olimpiade Tokyo sebagai sarana untuk mempromosikan pesan halal Malaysia terganggu oleh pandemi.

"Kami berharap kerja sama yang sangat strategis ini akan membuat peluang bisnis antara para pelaku industri kami dengan lebih dari 170 perusahaan Korea, yang ditargetkan dalam dua tahun dari produsen hingga restoran dan spa," kata Wakil Sekjen Kementerian Internasional, Perdagangan, dan Perindustrian Malaysia, Norazman Ayob, dilansir di Salam Gateaway, Senin (2/8).

 

 

Ramah muslim telah menjadi dasar bagi kegiatan HDC di Asia Timur dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan jumlah kedatangan turis Muslim ke wilayah tersebut.

Beberapa hal yang dilakukan seperti hotel, restoran, maskapai penerbangan dan resort yang bebas alkohol. Selain itu juga termasuk menawarkan makanan dengan sertifikat halal dan menyediakan mushola dan fasilitas terpisah untuk wanita.

Untuk pertama kalinya pada 2019, lebih dari 1 juta Muslim mengunjungi Korea dari total 17,5 juta turis. Hal ini mendorong otoritas pariwisata Korea untuk memberikan fasilitas bagi para wisatawan Muslim tersebut.

 

"Organisasi Pariwisata Korea sekarang mengoperasikan program klasifikasi restoran ramah Muslim untuk mempromosikan kenyamanan Muslim bepergian ke Korea," kata Presiden KIHI, James Noh.

 
Berita Terpopuler