5 Cara Mengatasi Mimpi Buruk

Mimpi buruk berdampak negatif pada kualitas tidur.

Pixabay
Mimpi buruk berdampak negatif pada kualitas tidur.
Rep: Farah Noersativa Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mimpi buruk bisa terjadi kepada siapa saja. Namun, mimpi buruk bisa menjadi jarang terjadi dan sebaliknya, mimpi juga bisa bertambah sering karena beberapa hal.

Menurut Mayo Clinic, mimpi buruk yang semakin sering disebabkan karena stres, kecemasan, dan trauma. Hal-hal ini selalu ada selama pandemi virus corona.

"Mimpi buruk berdampak negatif pada kualitas tidur," ujar spesialis pengobatan tidur perilaku, Patricia Haynes PhD, dilansir laman Live Strong, Jumat (30/7).

Selain itu, ketakutan akan mimpi buruk dapat menyebabkan kita menghindari tidur. Menurut Sleep Foundation, hal itu akan menyebabkan kurang tidur atau pola tidur yang terganggu yang dalam beberapa kasus dapat berubah menjadi insomnia.

Lebih buruk lagi, mimpi buruk dapat memperburuk kondisi kesehatan mental yang ada seperti kecemasan dan depresi, yang sudah dikaitkan dengan gejala seperti gangguan tidur. Haynes pun menyarankan beberapa strategi untuk meminimalisasi mimpi buruk, agar kita dapat beristirahat dengan tenang di malam hari.
 

1. Kendalikan Stres
Stres dan kecemasan dapat memicu mimpi buruk, jadi menemukan cara untuk mengelola perasaan ini dapat membantu. "Manajemen stres termasuk melatih pernapasan dalam dan perhatian penuh, mengurangi tuntutan di tempat kerja atau di rumah, beristirahat dan mengembangkan hubungan positif," kata Haynes.

Nasihat ini bukanlah hal baru, kata Haynes, tetapi hanya karena pernah mendengarnya bukan berarti kita melakukannya. Itu sebabnya dia mendorong untuk memprioritaskan manajemen stres dalam kehidupan sehari-hari.


2. Coba Bermeditasi
Ketika bangun dari mimpi buruk, Haynes mengatakan, kita bisa melakukan sesuatu yang lembut atau santai yang akan membantu kita tertidur kembali dengan cepat. Bernapas dalam-dalam, meditasi, atau relaksasi otot dalam yang progresif semuanya bisa menjadi tempat yang baik untuk memulai.
 

3. Jangan Terlalu Memikirkannya
"Sangat mudah untuk menyelinap ke dalam lubang kelinci dan mencoba menganalisis jalan keluar kita. Kita bertanya-tanya apa arti mimpi buruk itu dan mengapa kita mengalaminya,” kata Haynes.

Tetapi, seringkali, menganalisis mimpi yang menakutkan secara berlebihan hanya menambah kesusahan dan mengambil alih jam bangun kita. Kita menganalisis mimpi buruk di siang hari, memutar ulang citra mimpi buruk yang sama berulang-ulang seperti kaset rusak.

Baca Juga

4. Jangan Secara Aktif Menolaknya
Mengatakan pada diri sendiri untuk tidak memikirkan mimpi buruk biasanya akan memiliki efek sebaliknya. Misalnya, kita diminta untuk tidak berpikir tentang beruang putih. Pada kenyataannya kita memang memikirkannya saat diminta.

“Ini adalah penelitian psikologi klasik oleh Wegner yang menunjukkan bagaimana upaya untuk menekan pikiran atau gambar tidak berhasil dan benar-benar membawa pikiran atau gambar yang kita miliki mencoba untuk menekan," kata Haynes.
 
Cara ideal untuk menanggapi mimpi buruk adalah dengan membiarkan gambaran itu tanpa mengundangnya masuk atau mendorongnya menjauh, jelasnya. Seperti memberi perhatian secukupnya, cukup akui pikiran itu atau mimpi buruk itu, dan biarkan berlalu.

 
5. Ubah Citra
Jika pendekatan mindfulness tidak berhasil, kita bisa mencoba mengubah citra mimpi dengan cara yang lebih positif atau pribadi. Dengan melakukan ini, pada dasarnya kita mengendalikan mimpi dan 'menghancurkan' kebiasaan memutar ulang gambar yang sama berulang-ulang.

Dengan kata lain, kita bisa menulis ulang impian dengan istilah sendiri. Karena tidak ada aturan berbasis realitas untuk memimpikan re-scripting dan bisa sekreatif yang kita inginkan.

“Faktanya, satu teori adalah bahwa semakin fantasi imajinasi, semakin kita dapat melepaskan kebiasaan dan membantu pikiran kita menggunakan mimpi dan citra untuk memproses pengalaman stres atau emosional," kata Haynes.

 
Berita Terpopuler