GKR Bendara: Jangan Hakimi Ibu Bila Anak Stunting

GKR Bendara meminta semua pihak membimbing ibu agar anaknya tidak stunting

BKKBN
Gusti Kanjeng Ratu(GKR) Bendara dalam Rapat Koordinasi BKKBN, 1000 Days Fund dan Pemprov DIY melalui daring, Jumat, (30/7).
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gusti Kanjeng Ratu Bendara meminta masyarakat tidak menghakimi para ibu yang anaknya mengalami stunting. Justru langkah paling tepat adalah mendampingi dan membimbing para ibu agar anaknya tidak stunting.

“Sampai saat ini masih banyak ditemukan, Ibu disalahkan dan dihakimi apabila anaknya stunting. Hal ini bahkan dilakukan oleh orang yang sebenarnya memiliki kapasitas dan pengetahuan mengenai stunting. Kata-kata seperti anak kamu stunting kamu tidak memberi makan, kalau ibu tidak bisa menyusui berarti itu salah ibu,” ungkap Gusti Kanjeng Ratu(GKR) Bendara dalam Rapat Koordinasi BKKBN, 1000 Days Fund dan Pemprov DIY melalui daring, Jumat, (30/7).

GKR Bendara yang selama ini intens dalam pencegahan balita maupun ibu hamil kekurangan gizi atau stunting di DI. Yogyakarta, menyampaikan bahwa menghakimi Ibu dengan anak yang sudah terindikasi stunting, hal ini sangat tidak dibutuhkan oleh Ibu. Ibu memerlukan bimbingan secara baik sehingga kesehatan mentalnya bisa terjaga dengan baik. Menurutnya perlu meningkatkan evaluasi dan mengedukasi misalnya seperti kader supaya memiliki empati yang tinggi.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, mengungkapakan bahwa semua harus memberikan perhatian serius terhadap stunting. Salah satu caranya dengan mengedukasi masyarakat sehingga mengerti apa itu stunting dan bagaimana cara mencegahnya.  

"Saya sampaikan terimakasih atas dukungan yang telah diberikan oleh Gusti Bendara dan 1000 Days Fund. Melalui program pencegahan stunting yang dilakukan Gusti Bendara di Yogyakarta seperti program pemberian makanan bagi balita melalui dapur balita sehat, BKKBN juga saat ini tengah merintis program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsyat) tentunya melalui dukungan berbagai mitra,”  ungkap Dokter Hasto.

Dalam beberapa kesempatan Dokter Hasto menyampaikan bahwa masa pra menikah, hamil, pasca melahirkan, 1000 hari pertama kehidupan dan balita merupakan masa kritis yang berpengaruh pada stunting. Tidak kalah pentingnya untuk mencegah stunting adalah pemeriksaan kesehatan calon bapak dan ibu seperti pemeriksaan darah, HB dan asam folat serta menjauhkan ibu hamil dari paparan asap rokok.

 

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani, menambahkan dalam penyuluhan Keluarga Berencana yang sudah dilakukan BKKBN selama ini, untuk kontrasepsi telah mengembangkan teknik komunikasi interpersonal atau konseling, keputusan dibangun secara bersama antara kader dengan sasaran seperti dengan cara obrolan. Untuk stunting akan juga dilakukan hal yang sama sehingga terbangun komunikasi bersama mendapatkan solusi terhadap anak stunting. 

"Kader dan petugas akan lebih banyak memberikan informasi kepada masyarakat, tentunya mereka akan melalui pelatihan terlebih dahulu,” tutur Dani.

Sementara itu Founder and Director of Operation 1000 Days Fund, Zack Petersen menjelaskan, pentingnya Ibu hamil untuk memeriksakan kesehatan minimal 6 kali dan tentunya sekaligus mendapatkan bimbingan dari tenaga kesehatan, kader atau siapapun yang memiliki pemahaman terkait stunting. Karena menurut saya pencegahan sejak dini sangat penting, dan tentunya akan lebih baik kalau keluarga memiliki dukungan air bersih dan sanitasi yang baik,  prevention is best investment,” tegas Zack.

 

Lebih lanjut Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani menjelaskan, konsep dapur balita sehat yang sudah dilakukan di Yogyakarta dengan kerjasama kader PKK dengan dukungan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menjadi contoh dan memperkaya konsep Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsyat) yang akan dilakukan BKKBN dan tentunya dikombinasikan dengan dukungan dari 1000 Days Fund dengan smart chart sebagai alat untuk mengedukasi masyarakat tentang stunting, dan tentunya memperkuat kader di lapangan melalui pelatihan.

 
Berita Terpopuler