Masjid Rustem Pasha yang Memesona di Turki

Menara masjid terbuat dari batu dan ditutupi dengan kerucut.

Anadolu Agency
Masjid Rustem Pasha yang Memesona di Turki. Masjid Rustem Pasha di Eminonu, Istanbul, Turki.
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Peradaban Utsmaniyah boleh runtuh, tetapi tidak dengan bangunan-bangunan masjidnya yang megah. Bangsa Turki Utsmani meninggalkan pengaruh atas keberadaan bangunan megah di Turki.

Baca Juga

Di antara bangunan megah dan tak lekang oleh waktu adalah Masjid Rustem Pasha. Masjid ini berada di Eminonu, Istanbul.

Perancang masjid ini adalah arsitek Ottoman Mimar Sinan. Masjid berusia lima abad itu mengesankan pengunjung, terutama dengan atapnya yang memukau setelah pekerjaan restorasi dan perbaikan.

Masjid ini diresmikan pada 1542 oleh Wazir Agung Rustem Pasha, menantu Sultan Suleiman I juga dikenal sebagai Suleiman yang Agung. Ini adalah karya Turki-Islam terbesar di distrik Osmaneli Bilecik, dengan jejak era Ottoman dan Seljuk.

Pekerja harian Mehmet Pasha membangun masjid di atas denah persegi dengan dinding batu Lefke yang diambil dari wilayah tersebut. Atap kayu masjid, dibangun melalui corbelling, menarik perhatian pengunjung dengan orisinalitasnya, menantang ujian waktu. 

Menara masjid yang terbuat dari batu dan ditutupi dengan kerucut yang dipasang di dasar persegi panjang adalah pesta visual. Quran surat Al-Fath ayat ke-48, menghiasi tiga sisi masjid, yang membangkitkan kekaguman dengan dekorasi interiornya. Juga, panel ubin abad ke-17 dengan penggambaran Ka'bah di dinding kiblat patut mendapat perhatian khusus.

 

 

Dilansir dari Daily Sabah, Kamis (29/7), upaya dilakukan untuk melestarikan struktur asli masjid. Masjid tersebut diperbaiki atas perintah Keskinzade Hac Ali Aa pada 1779 dan menjalani beberapa pekerjaan restorasi selama periode Republik juga. 

Masjid ini juga dikenal sebagai "Masjid Agung" karena merupakan masjid tertua dan terbesar di distrik tersebut. Direktorat Regional Yayasan Burs memperbaiki masjid Rustam Pasha terakhir kali pada 2011 dan terlihat seperti sekarang ini.

Wali Kota Distrik Osmaneli Münür Ahin mengatakan Jalur Sutra melewati Osmaneli di masa lalu dan masjid itu dibangun di pusat kota. Ia menekankan fitur terpenting dari masjid ini adalah konstruksinya dengan batu Lefke.

"Lefke adalah nama lama Osmaneli. Batu Lefke digunakan selama fase konstruksi masjid ini," ujar Ahin.

Menurutnya, hampir semua masjid yang dibangun pada masa Kesultanan Utsmaniyah dibangun dengan kubah. Wali kota distrik tersebut mengatakan masjid ini juga termasuk arsitektur Seljuk dan memiliki atap yang seluruhnya kayu. 

 

"Atapnya terdiri dari tiga rangka kayu yang ditumpuk satu sama lain. Fakultas arsitektur dan teknik paling kagum dengan kelangsungan atap yang begitu indah hingga saat ini," ujarnya.

 
Berita Terpopuler