Syekh Abdurrahman Siddiq Berdakwah dengan Karya (I)

Di Bangka, Syekh Abdurrahman Siddiq berdakwah sembari memulai menulis kitab-kitab.

Wordpress.com
Kitab (ilustrasi).
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Abdurrahman Siddiq lahir di Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan, pada 1857 M. Waktu itu, Tanah Banjar diperintah oleh Sultan Adam al-Watsiq Billah bin Sultan Sulaiman al-Mu'tamidillah.

Baca Juga

Abdurrahman merupakan putra dari pasangan Muhammad Afif dan Shafura. Kedua orang tuanya merupakan keturunan ulama besar setempat, yaitu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Saat baru lahir, cicit Syekh Muhammad Arsyad itu hanya diberi nama Abdurrahman. Adapun nama lengkapnya yang dikenang hingga saat ini diperolehnya sejak menuntut ilmu di Tanah Suci.

Salah seorang gurunya, Sayyid Bakri Syatha, memberikan gelar tambahan di belakang namanya sehingga menjadi Abdurrahman Siddiq.

Saat usianya baru tiga bulan, ibunda Abdurrahman meninggal dunia. Anak lelaki ini kemudian dirawat oleh kakek dan neneknya. Ia memperoleh pendidikan dasar agama Islam tidak hanya dari keduanya.

Salah satu gurunya yang paling awal adalah bibinya sendiri, Siti Saidah. Dari perempuan tersebut, keahlian membaca Alquran dipelajarinya dengan sungguh-sungguh.

 

 

Selain itu, Abdurrahman kecil juga belajar kepada beberapa guru agama di kampungnya. Gurunya yang pertama kali mengajarkan tata bahasa Arab kepadanya adalah Masri, seorang santri yang pernah belajar di Dalam Pagar Martapura.

Adapun guru-gurunya yang lain adalah Tuan Guru Muhammad Said Wali, Tuan Guru Muhammad Khatib, dan Tuan Guru Abdurrahman Muda. 

Ketika menginjak usia dewasa, ia berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji. Peluang ke Tanah Suci itu juga dimanfaatkannya untuk memperdalam ilmu-ilmu agama.

Setibanya di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW itu, Abdurrahman muda langsung bergabung dengan majelis-majelis ilmu setempat.Guru-gurunya merupakan para ulama besar pada masa itu.

Misalnya, Syekh Bakri Syatha, Syekh Ahmad Dimyati, dan Syekh Ahmad Bafadhil. Ada pula, Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan, Syekh Sayyid Bahasyil, Syekh Nawawi al-Bantani, dan Syekh Umar Sambas.

 

Selain berguru secara formal kepada para syekh terkemuka di Masjid al-Haram, Abdurrahman juga mengunjungi berbagai pengajian yang digelar di Makkah.

Mereka rata-rata adalah kaum sufi dan ahli fikih terkemuka. Maka itu, tak mengherankan jika di kemudian hari putra daerah Banjar ini banyak berkarya dalam bidang ilmu tasawuf, tauhid, dan fikih. 

Setelah lima tahun belajar di Makkah, Abdurrahman akhirnya mendapat pengakuan dari salah seorang gurunya. Hal itu disebabkan sang guru mengakui daya tangkap dan pahamnya dalam ilmu agama Islam serta akhlaknya.

Kendati demikian, ia tetap melanjutkan masa belajarnya dengan menuntut ilmu di Madinah al- Munawwarah.

 Beberapa teman seperjuangannya saat belajar di Tanah Suci, antara lain adalah Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Syekh Ahmad Dimyati, Syekh Abdullah Zawawi, dan Syekh Said al-Yamani.

 

Kawan-kawan seangkatannya dari pelbagai daerah Nusantara-untuk menyebut beberapa-ialah Syekh Abdul Qodir Mandailing, Syekh Umar as- Sumbawi, Syekh Awang Kenali, Syekh Hasyim Asy'ari, Syekh Jamil Jaho, Syekh Ali Junaidi Berau, serta Syekh Sulaiman ar-Rasuli.

Kira-kira, tujuh tahun lamanya Syekh Abdurrahman Siddiq bermukim di Makkah dan Madinah. Rentang waktu itu terdiri atas lima tahun menimba ilmu dan dua tahun mengajar di Masjid al-Haram.

Setelah itu, ia pun kembali ke Tanah Air. Dalam perjalanan pulang, dirinya disertai seorang temannya, Syekh Ahmad Khatib. Keduanya telah berjanji untuk menyebarkan ilmu-ilmu agama di daerah masing-masing. 

Setelah tiba di Batavia (Jakarta), kedua calon ulama besar ini pun berpisah menuju daerah yang berbeda. Syekh Ahmad Khatib bertolak ke Sumatra Barat, sedangkan Syekh Abdurrahman Siddiq menuju Martapura, Kalimantan Selatan.

Setelah hampir satu tahun berada di Martapura, Syekh Abdurrahman Siddiq kemudian merantau ke Pulau Sumatra dan sekitarnya. Pada 1898, ia bermukim di Bangka untuk mengembangkan ilmunya. Di pulau penghasil timah itu, dirinya pun sibuk berdakwah sembari memulai menulis kitab-kitab.

 

 

 
Berita Terpopuler