Terobosan Syekh Thaib Umar dalam Pendidikan Islam (I)

Pada 1909 Thaib Umar juga membuat terobosan surau menjadi lembaga pendidikan madrasah

blogspot.com
Madrasah (ilustrasi)
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, Syekh Thaib Umar lahir di Sungayang, Batusangkar, Sumatra Barat, pada 1874. Dia merupakan putra dari salah satu ulama terkenal saat itu, Umar bin Abdul Qadir.

Baca Juga

Sejak kecil, dia dibimbing langsung oleh ayahnya, sehingga dia memiliki kelebihan dibandingkan teman-temannya. Sang alim mulai belajar huruf-huruf Alquran sejak berusia tujuh tahun.

Setahun kemudian, untuk lebih meningkatkan ilmu agama, ia juga berguru ke surau milik pamannya, H Muhammad Yusuf. Di tempat inilah ia belajar membaca ayat dan surah pendek. Ketika menginjak usia sembilan tahun, orang tuanya mengirim dia belajar mengaji kepada H Muhammad Yasin di surau Tengah Sawah, Sungayang, hingga khatam Alquran.

Sejak kecil hingga dewasa, dia tidak pernah merasakan menuntut ilmu di sekolah umum karena adanya diskriminasi pendidikan dari pemerintah Belanda. Akan tetapi, Thaib Umar sangat menguasai ilmu agama setelah menimba ilmu agama ke bebe rapa ulama terkenal, seperti Syekh Haji Abdul Manan dan Syekh M Shalih.

 

 

Di masa kecilnya, Thaib Umar memang dikenal sebagai anak yang cerdas. Sebagai ulama, ayahnya saat itu berharap bisa mengirimkannya ke Makkah untuk menuntut ilmu. Pada 1892 Thaib Umar berangkat ke Tanah suci bersama ayahnya untuk menunaikan ibadah haji.

Setelah melaksanakan ibadah haji, Thaib Umar tinggal di Makkah selama lima tahun untuk mendalami ilmu agama. Dia pun berguru kepada banyak ulama yang di antaranya adalah Syekh Akhmad Khatib Al-Minangkabawi. 

Pada 1897 Thaib Umar kembali ke Tanah Air dan mengajar ilmu agama di surau yang didirikan ayahnya di kampung halaman. Seiring berjalannya waktu, santrisantri yang mengikuti pengajiannya pun makin bertambah.

Setelah berusia 23 tahun, dia membangun surau sendiri di Tanjung Pauh, Sunga yang, Batusangkar. Surau yang dibangunnya itu juga berkembang dengan cepat. Jumlah santrinya terus meningkat. Tak hanya berasal dari sekitar Batusang kar, tapi juga dari daerah lain di Sumatra Barat.

 

 

Inovasi pendidikan

Setelah cukup lama mengajar, Thaib Umar pun mulai melakukan sejumlah inovasi, khususnya terhadap sistem pengajaran dan jumlah mata pelajaran agama. Di surau yang didirikannya, Thaib Umar mengajarkan ilmu nahu, saraf, fikih, dan tafsir.

Kemudian, dia memperbarui model pendidikan Islam tersebut . Dia menambahkan mata pelajaran Islam lainnya, seperti ushul fikih, hadis, musthalah hadis, tauhid, mantiq, ma'ani, bayan, dan ilmu badi'.

Pada 1909 Thaib Umar juga membuat terobosan surau menjadi lembaga pendidikan madrasah di Batusangkar. Dalam pengelolaannya, kemudian dia menyerahkan kepada guru-guru agama yang pernah menjadi santrinya. Sementara, Thaib Umar sendiri membangun madarasah lagi di Sungayang, yaitu Madrasah School.

Madrasah tersebut berbeda dari pesantren atau surau. Para santri tak lagi mengaji dengan model sorogan atau halaqah, melainkan telah menggunakan sarana bangku, meja, dan papan tulis. Madrasah School lebih modern dibandingkan madrasah yang dibangun sebelumnya.

 

 

Madrasah tersebut merupakan yang pertama di Sumatra Barat yang menggunakan model seperti itu. Mata pelajaran yang diajarkan juga terus ditambahkan untuk membuka wawasan murid-muridnya. Di samping mata pelajaran agama Islam, Thaib Umar juga menambahnya dengan ilmu-ilmu umum, seperti ilmu berhitung dan aljabar.

Namun, pembaruan yang dilakukan Thaib Umar tersebut dianggap terlalu modern untuk masyarakat Minangkabau kala itu, sehingga Madrasah School hanya dapat bertahan kurang dari empat tahun. Pada 1914 Thaib Umar terpaksa menutup sekolah modern itu. Setelah itu, Thaib Umat kembali menerapkan model pengajaran seperti di surau.

 

 

 

 

 
Berita Terpopuler