Victoria Longgarkan Pembatasan, NSW Hadapi Lonjakan Covid-19

NSW Australia kemungkinan akan melanjutkan pembatasan sosial

EPA-EFE/MICK TSIKAS
Pejalan kaki berjalan melewati toko mode di Sydney, New South Wales, Australia, ilustrasi
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Negara Bagian Victoria, Australia mengatakan akan melonggarkan peraturan pembatasan sosial Covid-19 setelah berhasil menahan laju penyebaran virus. Sementara negara bagian tetangganya, New South Wales (NSW) melaporkan lonjakan kasus positif harian.

Baca Juga

Setelah virus corona varian Delta yang sangat menular mewabah di ibu kota negara bagian NSW, Sydney dan tiga negara bagian lainnya, dalam beberapa pekan terakhir lebih dari 26 juta warga Australia menjalani karantina wilayah ketat.

NSW melaporkan dalam 24 jam terakhir kasus infeksi Covid-19 bertambah 172 naik dari hari sebelumnya yang sebanyak 145 kasus. Sebanyak 60 orang yang terinfeksi sempat beraktivitas di tengah masyarakat.

Perdana Menteri Negara Bagian NSW  Gladys Berejiklian mengatakan keputusan untuk memperpanjang karantina wilayah yang berlangsung selama lima pekan akan diambil pekan ini. Namun karena jumlah warga yang sudah divaksin masih di bawah 13 persen, maka kemungkinan peraturan pembatasan sosial akan dilanjutkan.

"Kami tahu kita sudah bekerja keras selama lima minggu dan kami tidak ingin membuang kerja keras yang telah kami lakukan dengan membuka terlalu dini dan virus menyebar lagi," kata Berejiklian, Selasa (27/7).

Berbanding terbalik, Negara Bagian Victoria akan melonggarkan peraturan pembatasan sosial yang berlaku sejak 15 Juli pada Rabu (28/7) besok setelah 10 orang yang dinyatakan positif virus corona sudah dikarantina.

"Secara keseluruhan ini hari yang baik," kata Perdana Menteri Negara Bagian Victoria Daniel Andrews di Melbourne.

Lima juta warga Victoria dapat meninggalkan rumah mereka dengan bebas dan sekolah dibuka kembali. Tetapi masyarakat masih dilarang menerima tamu.

 

Negara Bagian South Australia juga mengatakan akan mencabut peraturan pembatasan sosial pada Rabu besok setelah tidak ada kasus positif virus corona dalam 24 jam terakhir.

Karantina wilayah atau lockdowns dikhawatirkan memicu resesi ekonomi pertama di Australia setelah bertahun-tahun. Tapi Menteri Keuangan  Josh Frydenberg mengatakan pembicaraan mengenai hal itu masih terlalu dini.

Pekan lalu Frydenberg mengatakan perekonomian Australia senilai 2 triliun dolar Australia atau 1,5 triliun dolar AS diperkirakan akan menyusut di Produk Domestik Bruto (PDB) yang terbaru. Lockdown membuat Negeri Kanguru harus menghabiskan 300 juta dolar Australia per hari.

Peraturan pembatasan sosial yang ketat, pelacakan penularan virus dan lockdown membantu Australia menekan kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19. Hingga kini Negeri Kanguru hanya melaporkan sekitar 33.100 kasus infeksi dan 920 kasus kematian.

Namun, wabah terbaru di Sydney menunjukkan gelombang pasien rawat inap dan 10 kasus kematian dalam beberapa pekan terakhir. NSW mengatakan dari 169 orang yang terinfeksi 46 di antaranya dirawat di unit gawat darurat.   

 
Berita Terpopuler