Dianggap Pernah Remehkan Covid-19, Menkes Inggris Minta Maaf

Menkes Inggris telah menghapus cicitannya yang seolah meremehkan Covid-19.

EPA
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengumumkan dirinya positif Covid-19 pada Sabtu (17/7).
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Kesehatan (Menkes) Inggris Sajid Javid meminta maaf karena mengatakan bahwa warga negaranya tak perlu takut dalam menghadapi Covid-19. Pernyataannya tersebut telah memicu gelombang kritik di sana.

"Saya telah menghapus cicitan (di akun Twitter pribadi) yang menggunakan kata 'gemetar ketakutan' (cower). Saya sebetulnya hendak mengungkapkan rasa syukur bahwa vaksin membantu kita melawan balik (Covid-19) sebagai masyarakat, tapi saya memakai pilihan kata yang buruk dan saya dengan tulus meminta maaf," kata Javid lewat Twitter pribadinya pada Ahad (25/7).

Baca Juga



Javid mengungkapkan, seperti kebanyakan warga lainnya, dia juga telah kehilangan beberapa orang yang dicintainya akibat Covid-19. Sebelumnya, Javid sempat mengunggah cicitan dengan maksud mendorong warga Inggris berpartisipasi dalam vaksinasi Covid-19.

"Jika Anda belum (divaksinasi), tolong segera dapatkan suntikan Anda. Karena kita belajar untuk hidup dengan virus ini ketimbang gemetar ketakutan terhadapnya," kata Javid.

Diksi "gemetar ketakutan" dalam cicitan Javid seketika menuai kritik. Ia dianggap tak menghormati warga Inggris yang telah meninggal akibat Covid-19.

"129 ribu orang yang meninggal (akibat Covid-19) tidak takut, mereka berjuang untuk hidup mereka," kata anggota parlemen Inggris dari Partai Buruh, Yvette Cooper, dikutip dari Reuters, Senin (26/7).

Sajid mengaku terinfeksi virus penyebab Covid-19 pada 17 Juli. Ia mengumumkan bahwa gejalanya ringan berkat vaksin.



Saat ini, Inggris masih berusaha mengendalikan penyebaran Covid-19 menyusul merebaknya varian delta di sana. Angka kematian dan rawat inap meningkat, meski lebih rendah jika dibandingkan gelombang sebelumnya.

Kampanye vaksinasi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi penurunan kasus. Sejauh ini, Inggris telah mencatatkan 5,67 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 129 ribu jiwa.

 
Berita Terpopuler