Sosok Dibalik Lancarnya Ibadah Haji 2021

Membuat pelaksanaan haji berjalan lancar adalah tugas yang kompleks.

AP/Amr Nabil
Jamaah haji berdoa saat mereka menjaga jarak sosial di depan Ka
Rep: Umar Mukhtar Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Membuat pelaksanaan haji berjalan lancar adalah tugas yang kompleks meski di luar pandemi. Menjaga 60 ribu peziarah tahun ini agar tepat waktu dan menjaga jarak adalah pekerjaan yang dilakukan ribuan sukarelawan dan pekerja, di mana banyak wanita yang memimpin.

Baca Juga

Pusat panggilan 911 di Mekkah memiliki bagian khusus wanita, yang mencakup segala macam keadaan darurat dan mengirimkan bantuan. Perempuan mulai bekerja di sana pada 2017, dan tenaga kerja perempuan bekerja dalam tiga pola shift masing-masing sekitar 20 perempuan.

"Selama haji, jumlah panggilan meningkat. Misalnya, ketika beberapa jamaah tersesat atau membutuhkan bantuan medis," kata Supervisor bagian 911 wanita, Rana Tayeb.

Tayeb mengatakan, selama haji, pihaknya meningkatkan jumlah orang yang bergiliran untuk menangani peningkatan panggilan. "Ini adalah tanggung jawab dan kehormatan besar bagi kami untuk memastikan mereka melakukan haji dengan aman," katanya.

 

 

Tahun ini, 331 praktisi medis, termasuk 160 wanita, menjadi sukarelawan dalam empat kelompok. Spesialis berbasis di rumah sakit Arafat Timur, kelompok kedua ditugaskan untuk bekerja di enam klinik di tempat suci, kelompok ketiga memastikan protokol Covid-19 dipatuhi di semua langkah perjalanan, dan yang keempat mengurus pengobatan pencegahan.

Perawat Sara Al Shamari, yang berbasis di Masjidil Haram Makkah, menyampaikan, jika jamaah haji tidak sehat, maka ia akan menjadi tim respon pertama. "Pengalaman sebagai sukarelawan melayani tamu Allah ini seperti lencana kehormatan," tambahnya.

Al Shamari melakukan perjalanan jauh dari Dammam, 1.300 kilometer jauhnya di timur kerajaan, ke Mekah, hanya untuk menjadi sukarelawan haji. Ada 1.000 praktisi kesehatan yang bekerja di empat rumah sakit dan enam klinik kesehatan di tempat-tempat suci Mina, Arafat dan Muzlifa, dengan sebagian besar wanita. 

Sementara itu, Dr Zahra Al Srori, 26, dan temannya Dr Tasneem Eid, juga memutuskan untuk melayani jamaah haji tahun ini. "Ini adalah pertama kalinya bagi kami, dan pasti tidak akan menjadi yang terakhir," kata Al Srori.

 

 

Mereka bekerja di ruang gawat darurat di rumah sakit Al Rahamh di Arafat. Ini adalah rumah sakit penting yang memungkinkan peziarah untuk melanjutkan haji mereka bahkan jika mereka tidak sehat, karena berada di Arafah saja sudah cukup untuk haji mereka diterima.

"Ketika para peziarah mendoakan kami setelah kami membantu mereka, saya merinding. Doa dan kata-kata mereka begitu tulus," kata Al Srori.

Untuk diketahui, kata Arab "teewafah" mengacu pada seseorang yang memandu jamaah di sekitar masjid Mekah, tetapi deskripsi pekerjaan Moutawef jauh lebih luas. Mereka seperti pemandu wisata haji.

Pria dan wanita mengambil peran ini, dan bersama para peziarah smenawarkan bantuan dalam segala hal mulai dari logistik hingga masalah keagamaan, sejak jamaah haji menginjakkan kaki di Makkah.

 

 

Ada 71 kamp untuk peziarah di setiap situs suci tahun ini. Ada bagian khusus wanita, yang dikelola oleh wanita yang mengurus kebutuhan makanan, kebersihan, dan logistik umum jemaah.

"Ini adalah tahun keempat saya sebagai pengawas kamp. Peran saya adalah memastikan semua kebutuhan jemaah terpenuhi di kamp, dari hal-hal sederhana seperti di mana arah kiblat hingga bantuan medis apa pun yang mereka butuhkan dan waktu pergerakan," kata Amal Aabdul Rahman.

Dia menjelaskan bagaimana kesulitan haji terkadang membuat orang menjadi stres dan lelah, dan ini merupakan tantangan baginya. "Anda perlu memastikan mereka merasa nyaman di kamp dan beristirahat dengan baik. Saya perlu menyediakan segalanya untuk mereka, sehingga mereka bebas untuk beribadah." 

Pada aspek keamanan, tentara wanita mengambil banyak peran dalam haji tahun ini. Di antara mereka adalah tentara Abeer Al Rashed, yang memimpin pengarahan pasukan keamanan yang dipimpin wanita pertama di negara itu untuk haji pekan lalu. Delapan puluh petugas wanita bekerja di Masjidil Haram, di mana para peziarah melakukan Tawaf untuk memulai haji mereka dan satu lagi untuk mengakhirinya.

 

 

Peran mereka di masjid suci termasuk menjaga operasi keamanan dan keselamatan, mengelola kerumunan di semua lorong, halaman dan lantai masjid agung. Mereka juga memeriksa peziarah yang mengikuti langkah-langkah pencegahan, seperti jarak sosial dan memakai masker.

Petugas wanita pertahanan sipil juga melakukan pekerjaan untuk haji tahun ini sebagai inspektur keselamatan untuk tempat-tempat suci. Peran mereka adalah untuk berpatroli sebelum jamaah tiba di tempat-tempat suci dan juga memastikan semua protokol keselamatan dan perlindungan kebakaran terpenuhi.

Selain itu, ada pula peran sebagai koordinator media seperti yang dilakoni oleh Reem Khalid. Dia berperan mendampingi wartawan internasional di lapangan saat meliput haji. Ini adalah pertama kalinya Khalid bekerja selama haji, tujuan yang ingin dia capai selama lima tahun.

 

 

 

"Saya berkali-kali mencoba menjadi relawan haji dan tidak beruntung, kemudian saya mendapatkan pekerjaan ini, dan kesempatan itu datang kepada saya," kata dia.

 
Berita Terpopuler