5 Kota Kuno yang Punah karena Bencana Alam

Penyebab lenyapnya kota ini dikaitkan dengan perubahan iklim, perang, dan bencana.

EPA
5 Kota Kuno yang Punah karena Bencana Alam. Reruntuhan Pompeii di Yunani.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang sejarah, banyak kota besar muncul dan menghilang. Sebagian di antaranya tidak ditemukan bukti yang menunjukkan keberadaannya. Sebagian lagi meninggalkan lebih banyak bukti. Penyebab lenyapnya kota ini dapat dikaitkan dengan perubahan iklim, perang, dan bencana alam.

Baca Juga

Berikut ini adalah kota kuno yang kini telah hilang tetapi ditemukan bukti-bukti melalui temuan artefak.

1. Petra, Yordania

Kota kuno di selatan Yordania ini adalah ibu kota kerajaan Nabataean, yang berkembang dari abad ke-4 SM hingga tahun 106 M. Petra adalah persimpangan penting untuk perdagangan rempah-rempah dan sutra. Termasuk juga pedagang dari Roma, Yunani, Mesir, India, dan China bertemu di sini.

Kota besar itu dibangun di samping Wadi Musa di bagian selatan Yordania, dan ukiran ornamen bangunannya menyatu dengan pegunungan dan tebing berpasir. Kota kuno ini memiliki sistem pengelolaan air yang dirancang dengan rumit yang dibangun menggunakan saluran pipa keramik. Salah satunya membentang sejauh lima mil (8 kilometer), dan merupakan contoh luar biasa dari teknik hidrolik, menurut World Atlas.

Setelah Kerajaan Romawi mencaplok Petra pada 106 M, rute perdagangan dengan cepat berubah, yang mengubah nasib Petra selamanya. Ratusan tahun kemudian, gempa bumi menghancurkan sistem air dan Petra ditinggalkan, hingga baru ditemukan pada 1912 oleh Johann Ludwig Burckhardt.

Petra di Yordania merupakan salah satu peninggalan arkeologi dunia. - (Wikipedia)

 

2. Machu Picchu di Peru

Kota Machu Picchu tersembunyi selama berabad-abad di atas Lembah Urubamba di Peru. Lalu ditemukan kembali pada 1911. Micho Picchu juga disebut "kota Inca yang hilang". Kota tersebut tidak dapat dilihat dari bawah, karena terletak di atas sebuah gunung dan dikelilingi teras pertanian.

Kota yang berada pada puncak pegunungan ini menjadi salah satu pusat agama, politik, dan budaya terpenting Kerajaan Inca. Kota ini terbagi menjadi dua bagian, dan memiliki kuil kuno matahari. Saat ini, Micho Picchu diklasifikasikan sebagai Situs Warisan Dunia.

Pemerintah Peru membuka kembali situs wisata Machu Picchu. Ilustrasi. - (EPA)

3. San Juan Teotihuacán di Meksiko

Mesir kuno terkenal dengan piramida kolosalnya yang menakjubkan, tetapi Teotihuacan pada abad ke-2 SM telah merancang piramida bertingkat dengan luar biasa. Kota ini terletak 30 mil (sekitar 48 kilometer) di luar Mexico City, dan diyakini telah dihuni sekitar 400 SM.

Pada 400 M, kota ini adalah salah satu kota paling kuat dan berpengaruh di wilayah ini, dan dibangun dengan tata letak jaringan yang mencakup delapan mil (sekitar 13 kilometer). Kekayaan Teotihuacan yang sesungguhnya adalah piramida berundak yang sangat besar, serta kuil, istana, alun-alun umum, dan kompleks apartemen kuno di sana.

Sebagian besar dari sejarah kota tetap menjadi misteri. Sebagian kalangan meyakini kerusakan kota tersebut disebabkan oleh perubahan kondisi iklim seperti kekeringan yang panjang. Istana, alun-alun umum, dan kompleks perumahan tua juga ada di sana.

4. Tikal di Guatemala

Tikal adalah kompleks reruntuhan Maya jauh di dalam hutan hujan Guatemala utara. Sejarawan percaya bahwa lebih dari 3.000 bangunan di situs tersebut adalah sisa-sisa kota Maya yang juga disebut Yax Mutal, yang merupakan ibu kota salah satu yang terkuat.

Kerajaan kekaisaran kuno tu dihuni oleh penguasa Maya Aheb Exok. Tikal atau Yax Mutal adalah kota penting di Kerajaan Maya dari tahun 200 sampai 900 M. Para sejarawan percaya bahwa wilayah tersebut mengalami kekeringan hebat dan wabah penyakit epidemik.

5. Pompeii di Italia

Kisah yang tak terhitung jumlahnya telah diceritakan tentang tragedi Pompeii, yang terjadi pada 24 Agustus 79 Masehi. Itu adalah hari ketika gunung berapi Vesuvius meletus, dan penduduk yang malang sama sekali tidak siap. Abu dan tanah pun segera menutupi seluruh kota.

Diperkirakan 2.000 hingga 16 ribu orang meninggal. Letusan gunung berapi itu membuat bangunan kota masih ada, dan memperlihatkan kondisi ketika lahar mengalir dari gunung berapi ke bangunan dan penduduknya. Situs ini ditemukan pada abad ke-18, dan petunjuk yang ditemukan telah memberikan banyak detail kehidupan sehari-hari di kota Italia kuno ini.

Link artikel asli

 
Berita Terpopuler