Pfizer akan Produksi Vaksin Covid-19 di Afrika Selatan

Perusahaan Afrika, Biovac akan menerima bahan untuk vaksin dari Eropa

AP/Vincent Thian
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin Covid-19 Pfizer, ilustrasi
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Pfizer mengumumkan pada Rabu (21/7), sebuah perusahaan Afrika Selatan akan mulai memproduksi vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19. Pengumuman Pfizer membuat negara itu menjadi yang pertama memproduksi di Afrika. 

Baca Juga

Institut Biovac yang berbasis di Cape Town akan memproduksi vaksin untuk didistribusikan di seluruh Afrika, sebuah langkah yang akan membantu mengatasi kebutuhan mendesak benua itu di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Biovac akan menerima bahan dalam jumlah besar untuk vaksin dari Eropa dan akan mencampur komponennya, memasukkannya ke dalam vial, dan mengemasnya untuk didistribusikan. Produksi akan dimulai pada 2022 dengan tujuan mencapai lebih dari 100 juta dosis jadi setiap tahun. Dosis produksi Biovac akan didistribusikan di antara 54 negara Afrika.

Kepala eksekutif Biovac Dr. Morena Makhoana menyatakan, pengembangan itu merupakan langkah penting dalam meningkatkan akses Afrika ke vaksin Covid-19 yang efektif. Sedangkan CEO Albert Bourla mengatakan, tujuan Pfizer adalah memberikan akses ke vaksinnya kepada orang-orang di mana saja.

Afrika Selatan mengandalkan vaksin Pfizer dalam upaya inokulasi massalnya. Negara itu telah membeli 40 juta dosis vaksin Pfizer yang tiba dalam pengiriman mingguan.

Vaksin Johnson & Johnson sudah diproduksi di Afrika Selatan. Pabrik Aspen Pharmacare di Gqeberha, sebelumnya Port Elizabeth, membuat vaksin J&J dalam proses pengisian dan penyelesaian yang sama. Perusahaan itu memiliki kapasitas untuk membuat lebih dari 200 juta dosis vaksin setiap tahun. Vaksin J&J yang dibuat di Afrika Selatan juga didistribusikan ke seluruh benua Afrika.

 

Upaya vaksinasi Afrika Selatan meningkat dengan lebih dari 220 ribu orang mendapatkan suntikan pada hari kerja. Menurut data resmi pemerintahan per Rabu, lebih dari 5,5 juta dari 60 juta orang Afrika Selatan telah menerima setidaknya satu suntikan, dengan lebih dari 1,4 juta divaksinasi penuh. 

Tujuan Afrika Selatan adalah memvaksinasi sekitar 67 persen populasinya pada Februari 2022. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika mengatakan, tingkat vaksinasi rendah di seluruh Afrika, dengan kurang dari 2 persen populasi benua yang berjumlah 1,3 miliar telah menerima setidaknya satu suntikan. 

Upaya yang didukung PBB untuk mengirimkan vaksin virus corona ke seluruh dunia yang dikenal sebagai Covax terhambat dalam beberapa bulan terakhir. Organisasi itu telah mengirimkan hanya 200 juta vaksin secara global sejak Februari, sementara AS sendiri telah memberikan lebih dari 338 juta dosis. 

Pemasok terbesar Covax, yaitu Serum Institute of India menghentikan ekspor pada Maret untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri. Lembaga di belakang Covax, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpaksa meminta sumbangan dari negara-negara kaya.

Sebagian besar vaksin Covid-19 yang dijanjikan tidak akan tiba sampai tahun depan. Meskipun negara-negara Kelompok 20 berjanji untuk menyumbangkan satu miliar vaksin Covid-19, jumlah tersebut jauh dari kebutuhan 11 miliar yang menurut WHO diperlukan untuk melindungi dunia. 

 
Berita Terpopuler