Banglades Cabut Lockdown Saat Idul Adha

Puluhan juta warga Bangladesh menentang kebijakan pembatasan Covid-19.

EPA-EFE/MONIRUL ALAM
Orang-orang Bangladesh duduk di jalan saat mereka menunggu untuk menerima makanan gratis yang disediakan oleh Polisi Metropolitan Dhaka selama penguncian keras di Dhaka, Bangladesh, 7 Juli 2021. Pihak berwenang Bangladesh memberlakukan penguncian habis-habisan secara nasional selama seminggu di tengah meningkatnya infeksi virus corona dan Covid -19 kematian terkait di negara ini.
Rep: Meiliza Laveda Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, DHAKA -- Puluhan juta warga Bangladesh menentang kebijakan pembatasan Covid-19 di tengah lonjakan kasus yang meningkat. Pada Rabu, (21/7), umat Islam menggelar shalat di masjid yang penuh sesak termasuk di halaman luar masjid saat Idul Adha.

Baca Juga

Pemerintah telah mencabut kebijakan penguncian ketat selama sepekan untuk memungkinkan jutaan orang kembali ke desa mereka merayakan Idul Adha, perayaan terbesar kedua bagi umat Islam.

Negara Asia Selatan yang berpenduduk 169 juta orang telah dilanda lonjakan besar kasus Covid-19 dan kematian dalam beberapa pekan terakhir. Untuk membuat kondisi menjadi lebih baik, sejak 1 Juli lalu, pemerintah menutup transportasi, kantor, dan mengerahkan pasukan militer untuk menghentikan orang pergi kecuali dalam keadaan darurat.

Lebih dari satu juta orang Bangladesh kini telah terinfeksi dan lebih dari 18 ribu telah meninggal. Lonjakan kasus sebagian besar disebabkan oleh varian Delta yang pertama kali terdeteksi di negara tetangga India.

Pada Rabu (21/7), jalan-jalan di Dhaka terlihat meriah dengan orang-orang mengenakan pakaian tradisional saling berpelukan dan menonton tukang jagal saat mereka menyembelih sapi dan kambing. Juru Bicara Kementerian Peternakan, Iftekhar Hossain, mengatakan kepada AFP telah mencapai rekor 11,9 juta sapi, kambing, kerbau, dan domba telah disiapkan untuk kurban Idul Adha tahun ini.

 

 

Pihak berwenang telah meluncurkan aplikasi untuk memfasilitasi penjualan hewan daring karena mereka ingin mengurangi kerumunan di pasar ternak untuk menghentikan penyebaran virus korona. “Rekor 387 ribu sapi dan kambing telah terjual secara daring,” kata Hossain dilansir Arab News, Rabu (21/7).

Penjualan hewan Qurban senilai 10 miliar dolar Amerika (Rp147 triliun) merupakan salah satu pendorong utama ekonomi di pedesaan Bangladesh. Oleh karena itu, alasan utama pemerintah mencabut penguncian untuk memungkinkan peternak sapi dapat membawa hewan mereka ke kota.

Salah seorang petani, Mohammad Ali, mengatakan tahun lalu dia harus berjuang untuk bertahan karena penguncian. “Tahun ini lagi, jika penguncian tidak dicabut, saya dan keluarga saya harus mati kelaparan,” ujar dia.

 Ali datang ke Dhaka dengan membawa 20 ekor sapi dari distrik perbatasan barat Kushtia. Pada Selasa, ratusan ribu orang memadati pasar ternak Gabtoli yang terbesar di ibu kota hingga larut malam untuk membeli hewan di menit-menit terakhir.

 

Salah seorang pembeli, Yasir Arafat, menyebut meskipun sedang dalam kondisi sulit, berkurban saat Idul Adha sangat dianjurkan. “Sebagai seorang Muslim, bagaimana saya bisa menyangkalnya? Itu sebabnya saya datang ke pasar untuk membeli sapi,” ucap dia. 

 
Berita Terpopuler