Mengenal Sosok Syekh Junaid al-Batawi (II-Habis)

Sukup banyak di antara murid-muridnya yang kelak menjadi tokoh besar.

Blogspot.com
Ulama (ilustrasi)
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Di puncak kariernya, Syekh Junaid al-Batawi memang sesuai dengan julukan syaikhul masyakih. Pasalnya, cukup banyak di antara murid-muridnya yang kelak menjadi tokoh besar.

Baca Juga

Sebut saja, Syekh Nawawi alBantani (wafat 1897) dan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi (wafat 1916). Masing-masing kelak mengikuti jejak gurunya, yakni pernah menjadi pengajar di Masjid al-Haram. Malahan, mereka akhirnya menurunkan murid-murid yang kemudian dikenang sejarah sebagai ulama kharismatik.

Adapun murid-muridnya yang berasal dari tanah kelahiran yang sama, Betawi, juga tidak sedikit. Sejarah mengenangnya sebagai alim ulama yang disegani. Di antara mereka adalah dua orang yang cukup masyhur, yakni Syekh Mujitaba bin Ahmad al-Betawi dari Kampung Mester dan Guru Mirshod.

Syekh Mujitaba akhirnya menjadi menantu Syekh Junaid, sedangkan Guru Mirshod kelak menurunkan Guru Marzuki. Dai yang mengajar di Cipinang Muara, Jakarta, itu lantas menghasilkan ulama terkemuka, semisal KH Abdullah Syafii (pendiri Perguruan asy-Syafiiyah) dan KH Thohir Rohili (pendiri Perguruan Thohiriya Bukit Duri Tanjakan).

 

Informasi dari Snouck Hurgronje menyebutkan, Syekh Junaid al-Batawi ketika berusia antara 35 dan 40 tahun memboyong istri dan keempat anaknya ke Makkah. Itulah awal mulanya figur penting ini berkiprah di Tanah Suci. Ketika Hurgronje berupaya menemuinya-yang akhirnya ditampik--usia Syekh Junaid diketahui hampir 90 tahun. Walaupun begitu, komunitas ulama Makkah masih memintanya untuk memimpin zikir dan doa, terutama setiap acara pertemuan berlangsung.

Pengakuan akan reputasi Syekh Junaid juga disampaikan pemimpin politik Makkah dan Madinah. Pada 1925, huru-hara politik terjadi di dua kota suci itu sehingga menumbangkan kekuasaan Syarif Ali.

Dalam perkembangan selanjutnya, Ibnu Saud mulai menancapkan pengaruhnya dan terus berupaya menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Sebelum mengakui kekalahan, Syarif Ali mendesak Ibnu Saud agar meneguhkan komitmen sehingga transisi pemerintahan dapat berjalan lancar.

Di antara syarat-syaratnya adalah, keluarga Syekh Junaid al-Batawi akan terus dihormati, bahkan selayaknya karib kerabat Ibnu Saud sendiri. Penguasa baru itu pun menyanggupinya. Demikian pemaparan Buya Hamka dalam sebuah seminar di Jakarta pada Mei 1987.

Oleh karena itu, sampai sekarang penduduk Makkah menganggap keturunan Syekh Junaid seperti halnya bangsawan. Anak cucu alim besar itu banyak berkiprah di dunia usaha, termasuk perhotelan dan pertokoan.

 

Bila Anda ke Makkah atau Madinah kini, para penjual di sana kerap menyeru Siti Rohmah, Siti Rohmah ketika melihat jamaah haji perempuan berwajah Indonesia. Siti Rohmah yang dimaksud adalah nama istri Syekh Junaid al-Batawi. 

 
Berita Terpopuler