Muhammadiyah Desak Pemerintah Penuhi Kebutuhan Oksigen

Kekurangan oksigen berbuntut panjang di RS PKU Muhammadiyah.

ANTARA/M Risyal Hidayat
Muhammadiyah Desak Pemerintah Penuhi Kebutuhan Oksigen. Sejumlah warga antre untuk mendapatkan isi ulang oksigen medis yang dibagikan secara gratis di Jalan Minangkabau Timur, Jakarta, Kamis (15/7/2021). Akibat meningkatnya kasus COVID-19 di Jakarta, AQL Peduli membagikan isi ulang oksigen medis gratis bagi warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah kembali menekankan kepada pemerintah agar segera memenuhi kebutuhan oksigen, khususnya di rumah sakit. Hal ini agar pasien Covid-19 yang memiliki gejala berat hingga sedang bisa segera tertangani dan angka kematian dapat ditekan.

Baca Juga

"Kami mendesak pemerintah dan semua pihak betul-betul harus bekerja sama mencari solusi menyelesaikan masalah kekurangan oksigen dan kondisi RS yang overload dalam penanganan pasien Covid-19 secara sigap, terfokus serta mengutamakan penyelamatan kemanusiaan di atas yang lainnya," ujar Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah Agus Samsudin dalam keterangan tertulis, Kamis (15/7).

Kekurangan oksigen yang berbuntut panjang ke aspek lain dirasakan salah satu rumah sakit Muhammadiyah. Agus bercerita salah satu vendor oksigen langganan menarik 250 tabung yang dipakai sebagai cadangan persediaan oksigen liquid di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Padahal pada 4 Juli 2021, persediaan oksigen di rumah sakit tersebut menipis. Untuk mengantisipasi keadaan, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mengisi 250 tabung oksigen yang kosong tersebut ke vendor lain karena pasokan oksigen liquid tidak jelas kapan datang.

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta terpaksa harus mengambil tindakan tersebut untuk menyelamatkan nyawa pasien. Namun, tindakan tersebut dipersoalkan oleh vendor karena melanggar prosedur yang sudah disepakati bersama.

 

Hal tersebut berujung pada penarikan 250 tabung di tengah kebutuhan yang sangat mendesak. Muhammadiyah sendiri, kata Agus, sudah meminta maaf kepada vendor yang bersangkutan.

Menurutnya, dalam situasi pandemi yang berat ini aspek kemanusiaan harus diutamakan lebih dari yang lainnya. "RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah minta maaf. Ini merupakan sikap yang positif dan jangan menyerah atau merasa terpojok, kita hadapi dengan tegar," ujar Agus.

Menurut Agus, RS PKU Muhammadiyah untuk saat ini memiliki persediaan tabung gas yang mencukupi, baik milik sendiri maupun dari pihak lain yang mau bekerja sama untuk kepentingan kemanusiaan. "Semua pihak agar mau bekerja sama yang positif demi penyelamatan jiwa pasien di rumah sakit dan menghadapi pandemi yang berat ini, jangan mementingkan diri sendiri," kata dia.

Dalam penanganan pandemi Covid-19, Muhammadiyah telah mengerahkan 64 dari 86 rumah sakit untuk menangani pasien. Di sisi lain, 86 RS juga melayani vaksinasi agar masyarakat mendapatkan haknya dalam upaya mengakhiri pandemi Covid-19.

 
Berita Terpopuler