Bangladesh Cabut Lockdown Jelang Idul Adha

Kelompok ahli kesehatan menentang pelonggaran karantina pada Idul Adha di Bangladesh

EPA
Suasana daerah Shahbagh saat hari pertama pemberlakuan lockdown di Dhaka, Bangladesh, Senin (28/6). Pihak berwenang Bangladesh memberlakukan lockdown total secara nasional karena terjadinya peningkatan lonjakan kasus Covid-19. EPA-EFE/MONIRUL ALAMPutra M. Akbar
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh akan mencabut aturan karantina wilayah atau lockdown secara nasional pada Hari Raya Idul Adha. Pencabutan lockdown dilakukan ketika infeksi virus corona melonjak ke level tertinggi.

Baca Juga

Kabinet pemerintahan Bangladesh mengatakan, semua pembatasan akan dilonggarkan mulai Kamis (15/7) esok. Sementara, perayaan Idul Adha akan digelar mulai 20 hingga 22 Juli.

"Penghapusan pembatasan akan menormalkan kegiatan ekonomi menjelang perayaan,"  ujar pernyataan pemerintah, dilansir Aljazirah, Rabu (14/7).

Idul Adha biasanya identik dengan mudik. Warga Bangladesh yang bekerja di perkotaan akan pulang ke kampung mereka untuk merayakan Idul Adha bersama keluarga.

Bangladesh memberlakukan karantina paling ketat pada awal bulan, ketika kasus dan kematian akibat Covid-19 naik ke rekor tertinggi. Selama karantina, warga hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk keadaan darurat dan membeli kebutuhan pokok. Sementara transportasi umum, toko, dan kantor tutup.

Jumlah kasus Covid-19 di Bangladesh terus meningkat. Pada Senin (12/7), Bangladesh mencatat 14 ribu kasud baru virus corona dan mencapai rekor kasus harian tertinggi. Sementara jumlah kematian akibat Covid-19 meningkat di atas 16.600.  

Kepala Komite Kesehatan Bangladehs Mohammad Shahidullah, memberi saran kepada pemerintah tentang cara mengelola pandemi. Dia mengatakan kelompok ahli kesehatan menentang pelonggaran karantina pada Idul Adha.

"Para ahli berpendapat bahwa karantina ketat ini harus dilanjutkan sampai ada tren penurunan infeksi. Di tengah karantina, ada tren peningkatan infeksi dan kematian.  Tingkat infeksinya masih sangat tinggi," kata Shahidullah. 

 

Shahidullah mengatakan, pelonggaran karantina pada Idul Adha dikhawatirkan dapat menimbulkan cluster baru Covid-19. Pada Idul Adha, warga biasanya pergi ke pasar dan membeli hewan untuk disembelih. 

Pencabutan lockdown dilakukan ketika pihak berwenang memulai kembali upaya vaksinasi Covid-19. Program vaksinasi hampir terhenti pada akhir April setelah impor suntikan dari India ditangguhkan, untuk memenuhi permintaan lokal di tengah lonjakan virus yang sangat besar.

Program inokulasi di Bangladesh kembali dihidupkan dalam skala besar pada Selasa (13/7). Bangladesh memulai inokulasi dengan dua juta suntikan Sinopharm dari China dan 2,5 juta dosis Moderna dari Amerika Serikat melalui skema Covax.

Sejauh ini, 4,2 juta orang di Bangladesh telah divaksinasi penuh dengan dua dosis vaksin AstraZeneca yang dibeli atau disumbangkan dari India. Sementara 1,6 juta orang telah menerima satu dosis vaksin. 

 
Berita Terpopuler