Survei: Mayoritas Warga DKI yang Pernah Covid-19 Perempuan

Separuh warga DKI diperkirakan pernah kena Covid-19.

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Tes serologi (Ilustrasi). Survei terbaru mengungkap, prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi adalah sebesar 44,5 persen dengan estimasi warga yang pernah terinfeksi adalah 4.717.000.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei terbaru mengungkap bahwa hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi Covid-19. Dari seluruh penyintas Covid-19 tersebut, mayoritas berjenis kelamin perempuan.

Baca Juga

Kesimpulan itu didapat dari survei yang dilakukan antara Fakultas Kedokteran Masyarakat Universitas Indonesia, Lembaga Eijkman, CDC Indonesia, dan Pemprov DKI Jakarta. Pakar epidemiologi dari Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono  mengungkapkan bahwa prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi adalah sebesar 44,5 persen dengan estimasi warga yang pernah terinfeksi adalah 4.717.000 dari total penduduk Jakarta sebanyak 10.600.000 orang.

"Sebanyak 47,9 persennya adalah perempuan," kata Pandu dalam Konferensi Pers Diseminasi Hasil Survei Serologi Covid-19 yang digelar secara virtual, Sabtu.

Menurut Pandu, dari hasil survei tersebut terlihat bahwa secara merata pada kelompok usia terbanyak pada usia 30 hingga 49 tahun. Infeksi pada kelompok perempuan lebih tinggi (47,9 persen) dan kelompok yang belum kawin lebih rendah risiko terinfeksi (39,8 pesen).

Lebih lanjut, Pandu menjabarkan berdasarkan wilayah di enam kabupaten dan kota yang ada di Jakarta, yang tertinggi adalah di wilayah Jakarta Pusat (53,7 persen). Kasus yang terendah ada di Pulau Seribu (39,3 persen).

"Ini menggambarkan mobilitas penduduk yang cukup tinggi di daerah wilayah Jakarta Pusat, daerah-daerah ada perkantoran, permukiman dan sebagainya," ujar dia.

Berdasarkan hasil survei, menurut Pandu, penduduk di wilayah padat juga tercatat lebih rentan terinfeksi Covid-19. Sekitar 48,4 persen tercatat pernah mengalami Covid-19.

Sementara itu, di kawasan tidak terlalu padat sekitar 37,5 persen. Berdasarkan indeks masa tubuh, Pandu mengatakan bahwa proporsi penduduk yang memiliki masa tubuh lebih tinggi, tercatat lebih banyak pernah terpapar Covid-19.

"Semakin meningkat indeks massa tubuh, semakin banyak juga yang terinfeksi, dalam hal ini kelebihan berat badan (52,9 persen) dan obesitas (51,6 persen). Orang dengan kadar gula darah tinggi juga lebih berisiko," ujarnya.

Survei serologi dilaksanakan berbasis populasi dengan metode sampling, pada kurun waktu 15-31 Maret 2021. Survei dilakukan di 100 kelurahan di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi, mencakup 4.919 sampel berusia di atas satu tahun (98,4 persen) dari total 5.000 target sampel. 

Survei meliputi 54 persen perempuan dan 46 persen laki-laki, dengan kelompok usia satu hingga 14 tahun (21,6 persen), 15-49 tahun (52 persen), 50 ke atas tahun (26,4 persen). Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, serologi yang merupakan teknik berbasis imunologi, bertujuan untuk mengukur respons imun terhadap suatu antigen dari sediaan darah seseorang.

Apabila seseorang pernah terpapar pada agen infeksius tertentu, tubuhnya akan terpicu menghasilkan antibodi spesifik yang dapat dideteksi. "Melalui survei ini, kita dapat memperkirakan proporsi warga Jakarta yang pernah terinfeksi oleh virus SARS CoV-2, baik yang teridentifikasi/terkonfirmasi oleh tes PCR maupun yang tidak," kata Widyastuti.

Dengan survei ini, lanjut Widyastuti, bisa dilihat gambaran lebih utuh tentang situasi pandemi di Jakarta untuk menentukan strategi penanganan terbaik atas pandemi di Jakarta.

"Strategi penanganan dan pengendaliannya pun bisa disesuaikan," tuturnya.

 
Berita Terpopuler