Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah, Keutamaan dan Tata Caranya

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya banyak beramal shaleh pada bulan Dzulhijjah.

REUTERS / Thaier al-Sudani
Keutamaan puasa sunnah di bulan Dzulhijjah.
Rep: Kiki Sakinah Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Dzulhijjah adalah bulan di mana umat Islam memperingati Idul Adha atau hari raya kurban pada hari ke-10. 1 Dzulhijjah 1442 H jatuh pada 11 Juli 2021.

Baca Juga

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan banyak amal shaleh pada bulan Dzulhijjah. Keutamaan bulan ini terletak pada 10 hari pertamanya. Syaikh Ahmad Jad dalam bukunya berjudul Shahih Fiqh As-Sunnah li An-Nisaa menyebutkan bahwa pada hari-hari tersebut, amal shaleh akan dilipatgandakan.

Dari Said bin Jubair, Rasulullah SAW bersabda, "Jika kamu masuk ke dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, maka bersungguh-sungguhlah sampai hampir saja ia tidak mampu menguasainya (melaksanakannya)." (HR. Ad Darimi, hadits hasan)

Pahala orang yang mengerjakan amal shaleh pada bulan ini sebanding dengan pahala orang yang mati syahid di medan perang, karena membela agama Allah.

 

 

Ibnu Abbas ra bercerita, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari-hari yang mengerjakan amalan shaleh pada hari-hari itu yang lebih baik dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini." (HR Bukhari).

Menurut para ulama, yang dimaksud dengan hari-hari dalam hadits tersebut adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Menanggapi hadits itu, para sahabat bertanya, "Apakah lebih baik dari pahala jihad fi sabilillah?" Rasul SAW menjawab, "Meskipun jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang mengorbankan jiwa dan hartanya dan tidak mengharapkan balasan apapun dari semua itu."

Menjelang Idul Adha, ada banyak sunnah yang bisa dikerjakan umat Islam. Salah satunya, dengan melaksanakan puasa, yakni puasa sunnah 1-7 Dzulhijjah, puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.

Apa saja yang dimaksud puasa sunnah pada 10 hari bulan ke-12 dalam kalender Hijriyah tersebut?

 

 

Mengutip buku berjudul "Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah" oleh Nur Solikhin, disebutkan bahwa puasa Tarwiyah dan Arafah adalah puasa dalam rangka memperingati kisah keta'atan Nabi Ibrahim As saat beliau bermimpi menyembelih anaknya, Nabi Ismail As.

Puasa Arafah merupakan puasa pada hari 'Arafah, yakni hari kesembilan pada bulan Dzulhijjah. Puasa ini bertepatan saat jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah.

Syekh Al-Jurjawy dalam bukunya Hikmah at-Tasyri' wa Falsafatuha menyatakan, tujuan disunahkannya puasa hari Arafah adalah agar kaum Muslimin yang sedang berpuasa di hari itu memikirkan keadaan orang-orang yang sedang melakukan wukuf di suatu tempat yang sangat luas (padang Arafah) sambil mengumandangkan kalimat talbiyah (memohon ampun dan rahmat Allah).

Maka, seyogyanya mereka juga merasa rindu untuk datang ke tempat suci tersebut. Puasa ini sangat dianjurkan, kecuali bagi orang-orang yang sedang melaksanakan haji.

 

 

Abu Qatadah Ra. berkata, "Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, kemudian beliau menjawab bahwa puasa itu melebur dosa satu tahun yang telah berlalu dan yang akan datang." (HR. Muslim)

Sedangkan puasa Tarwiyah adalah puasa pada hari kedelapan Dzulhijjah atau sehari sebelum hari wukuf. Istilah tarwiyah sendiri berasal dari kata tarawwa, yang berarti membawa bekal air. Hal itu karena pada hari tersebut, jamaah haji membawa banyak bekal air zamzam untuk persiapan arafah dan menuju Mina.

Keutamaan puasa tarwiyah didasarkan pada sebuah redaksi hadits yang menyatakan bahwa puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun. Akan tetapi, banyak pakar hadits mengatakan hadits itu dhaif (lemah), karena tidak kuat riwayatnya.

Namun, para ulama menyarankan untuk mengamalkan hadits tersebut dalam konteks fadha'ilul a'mal (amal-amal yang memperoleh keutamaan). Terlebih, puasa tarwiyah termasuk dalam hari-hari pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang merupakan hari-hari istimewa.

 

 

Secara syariat, pelaksanaan puasa sunnah Dzulhijjah, puasa Tarwiyah dan Arafah sama dengan puasa pada umumnya. Namun, yang membedakan adalah waktu pelaksanaan dan niatnya.

Adapun niat melaksanakan puasa di bulan Dzulhijjah sebagai berikut:

1. Niat Puasa dari 1-7 Dzulhijjah

"Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala."

(Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala).

2. Niat puasa Tarwiyah

"Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillaahi ta'ala."

(Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala).

3. Niat puasa Arafah

"Nawaitu shauma 'arafata sunnatan lillaahi ta'ala."

 

Artinya: Saya niat puasa Arafah, sunah karena Allah ta'ala.

 
Berita Terpopuler