Studi: Korban Kecelakaan Berisiko Parah Jika Positif Covid

Studi mengingatkan pentingnya tes Covid-19 pada pasien cedera traumatis di RS.

www.freepik.com
Pasien Covid-19 (ilustrasi). Orang yang mengalami cedera traumatis lebih berisiko mengembangkan komplikasi ketika terkena Covid-19.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Para peneliti dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania, Amerika Serikat melalui studinya mengungkapkan, pasien positif Covid-19 dengan cedera traumatis enam kali lebih tinggi risikonya untuk menghadapi komplikasi yang berujung pada kematian. Mereka menyebut, virus menjadi faktor yang meningkatkan risiko komplikasi pada pasien cedera traumatis.

Cedera traumatis bisa didapat pasien dari kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh, atau kecelakaan lain. Bisa juga dari luka akibat tindak kejahatan, misalnya penusukan atau penembakan.

Lebih lanjut, pasien yang dites positif Covid-19 juga memiliki risiko kematian enam kali lebih tinggi daripada pasien dengan cedera serupa yang tidak kena Covid-19. Tak cuma itu, pasien cedera traumatis yang positif Covid-19 juga dua kali lipat lebih kecenderungannya untuk mengembangkan gejala komplikasi, seperti tromboemboli vena, gagal ginjal, kebutuhan intubasi, dan masuk unit perawatan intensif (ICU) yang tidak direncanakan.

Risiko tersebut makin tinggi pada pasien berusia 65 tahun lebih. "Covid-19 memiliki dampak besar pada pasien yang cederanya relatif kecil dan yang kami harapkan dapat sembuh dengan baik," kata penulis utama, Elinore Kaufman, dikutip dari Times Now News, Senin (5/7).

Kaufman menyebut, pasien Covid-19 juga berisiko lima kali lebih tinggi untuk mengalami komplikasi paru. Risiko itu lebih besar daripada komplikasi pada pasien di atas usia 65 tahun tanpa Covid-19.

Baca Juga

"Temuan kami menekankan betapa pentingnya bagi rumah sakit untuk secara konsisten menguji pasien yang dirawat sehingga penyedia dapat menyadari risiko tambahan dari Covid-19 ini dan merawat pasien dengan perawatan dan kewaspadaan ekstra," kata Elinore.

Studi retrospektif yang telah terbit di Journal of Trauma and Acute Surgery tersebut melibatkan 15.500 pasien yang dirawat di pusat trauma Pennsylvania sejak 21 Maret 2020 silam. Dari jumlah itu, sekitar 8.170 sampel diuji untuk virus, dan 219 dinyatakan positif.

Selama periode ini, para peneliti mengevaluasi lama rawat inap, komplikasi, dan hasil keseluruhan untuk pasien yang dites positif Covid-19. Hasilnya, mereka menemukan bahwa tingkat pengujian melonjak dari waktu ke waktu, dari 34 persen pada April 2020 menjadi 56 persen pada Juli. Namun, tingkat pengujian bervariasi secara substansial di seluruh pusat, dengan median 56,2 persen dan kisaran 0 persen hingga 96,4 persen.

 
Berita Terpopuler