Ketika Saturasi Rendah, Ke Mana Harus Mencari Bantuan?

Banyak orang yang saturasi oksigennya rendah kesulitan mendapatkan tabung oksigen.

Antara/Harviyan Perdana Putra
Tabung oksigen. Orang positif Covid-19 dengan saturasi oksigen di bawah 93 persen, mengalami sesak napas, serta dengan gejala Covid-19 sedang dan berat disarankan mencari rumah sakit atau puskesmas terdekat yang masih memiliki pasokan oksigen medis.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya angka kasus Covid 19 membuat banyak orang kesulitan mendapatkan layanan di rumah sakit. Bagaimana kalau ada warga positif Covid-19 yang mengalami saturasi oksigen rendah, namun tidak bisa masuk rumah sakit?

Dokter spesialis Paru, dr. Heidy Agustin, SpP(K), menyebut, saat ini banyak rumah sakit yang kapasitasnya sudah penuh atau nyaris penuh. Bahkan, instalasi gawat darurat (IGD) pun sudah difungsikan sebagai ruang perawatan karena pasien datang berlimpah.

Baca Juga

Lalu, apa daya bagi masyarakat yang butuh bantuan oksigen? Heidy menyerukan agar orang positif Covid-19 dengan saturasi oksigen di bawah 93 persen, mengalami sesak napas, serta dengan gejala Covid-19 sedang dan berat mencari rumah sakit atau puskesmas terdekat yang masih memiliki pasokan oksigennya.

Heidi mengingatkan agar tidak mencari atau menunggu di rumah sakit besar yang sudah jelas penuh atau antreannya panjang, seperti Rumah Sakit Umum Persahabatan yang merupakan pusat rujukan Covid-19 dan penyakit lainnya. Ini akan membuang waktu Anda.

Sebaiknya, cari rumah sakit yang dekat rumah, klinik, atau puskesmas terdekat. Harapannya, langkah itu bisa menolong untuk sementara.

"Setidaknya distabilkan dulu. Nanti kalau sudah tenang bisa diobati dengan lebih rasional. Justru wara-wirinya itu yang bikin panik," ujarnya.

Heidy menganjurkan agar keluarga tetap tenang dan terus mencari oksigen serta obat-obatan lain yang harus diminum penderita infeksi SARS-CoV-2.

"Bila tidak bisa bertemu dokternya, bisa telemedicine, nanti obatnya dikirim. Daripada datang ke rumah sakit berjubel," kata Heidy.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Pusat, Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc SpP(K) menjelaskan, saturasi oksigen 93 persen atau di bawahnya adalah batas kewaspadaan untuk segera mendapatkan suplementasi oksigen. Carilah puskesmas terdekat, terutama puskesmas yang merawat pasien Covid-19, karena biasanya di sana tersedia oksigen dan IGD.

Pulse oksimeter. - (Republika)



Berdasarkan pengalamannya, Erlina mengungkapkan, banyak sekali pasien dengan saturasi oksigen 93 persen begitu datang kemudian diberikan oksigen dua persen per menit saja sudah kembali di atas normal saturasinya, yakni di atas 95 persen.

"Jangan berbondong-bondong ke rumah sakit, justru dirumah sakit tidak ada tempat. Titik oksigen juga tidak cukup. Jadi cari yang terdekat dan paling dekat adalah puskesmas."

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi, menyerukan masyarakat agar tidak menyetok tabung oksigen. Ia mengingatkan bahwa yang membutuhkan tabung oksigen hanyalah orang yang saturasi oksigennya kurang dari 95 persen.

Siti meminta masyarakat untuk mengakses fasilitas pelayanan kesehatan alih-alih membeli sendiri tabung oksigen. "Walau kondisi saat ini instalasi gawat darurat (IGD) mungkin penuh. Tapi, dengan lebih cepat ke rumah sakit (maka) ada waktu untuk tenaga kesehatan memberikan perawatan," katanya.

Bagaimana jika bantuan medis belum didapatkan? Nadia menyarankan agar masyarakat mengantisipasinya terlebih dahulu dengan melakukan posisi tengkurap (prone position).

 
Berita Terpopuler