Pemerintah Harus Berpihak pada Alkes Lokal

Produsen lokal siap sambut peluang pasok kebutuhan alat kesehatan.

.
Rep: Indra Mannaga Red: Retizen

Jakarta - Sinergi pemulihan kesehatan dan ekonomi adalah bauran kebijakan yang sangat produktif dan tidak perlu dipertentangkan. Pemerintah secara tegas memilih kekebalan komunulan lewat vaksinasi. Karena, vaksinasi merupakan salah satu strategi yang diandalkan di seluruh negara di dunia saat ini untuk menghentikan penyebaran pandemi virus Covid-19, yang pada akhrinya bertujuan memulihkan aktivitas masyarakat.

Sejak 13 Januari 2021, program vaksinasi dilaksanakan dan dosis perdana diterima langsung Presiden Jokowi. Pemerintah menargetkan 181,5 juta masyarakat dapat divaksin. Gerakan vaksinasi Covid-19 makin masif dilakukan akibat ledakan kasus Covid-19. Presiden meminta agar mulai Juli rata-rata 1 juta masyarakat dapat divaksin per harinya. Kabar baiknya, rekor baru pencapaian vaksinasi dicatatkan yakni sebanyak 1,3 juta penerima vaksin Covid-19 dalam satu hari.

Meski sering luput dari perhatian publik, Ketua Umum Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) Ade Tarya Hidayat mengatakan pihaknya menyambut dengan baik dan antusias akan kebijakan program peningkatan penggunaan produk dalam negeri atau P3DN. Hal itu dinilai sebagai contoh nyata keberpihakan dan keyakinan pemerintah terhadap industri alat kesehatan dalam negeri. Upaya ini di legitimasi SE Dirjen Pelayanan Kesehatan pada awal bulan ini.

"Pada saat ini sudah terdapat 891 industri alat kesehatan dalam negeri dan senantiasa bertambah. Sebagian industri alat kesehatan dalam negeri bahkan sudah mampu mencukupi bahkan melampaui kebutuhan nasional," katanya kepada wartawan, Jumat (25/6/2021).

Menko Luhut Binsar Panjaitan juga pernah menyatakan bahwa penyerapan produk alkes masih rendah di dalam negeri, namun dari 358 jenis alkes yang sudah di produksi di dalam negeri, 79 jenis alkes sudah mampu mensubstitusi atau menggantikan produk impor untuk kebutuhan nasional.

“Oleh karena itu seperti yang dilihat ini kemampuan alat produksi alat kesehatan dalam negeri seperti itu, saya kira sudah mau mulai langkah bagus. Jadi bangga buatan Indonesia ini sudah kita mulai maksud dengan ini,” ujar Luhut.

Sementara itu menyikapi banyaknya impor alkes termasuk kotak/boks vaksin, Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin menuturkan, Indonesia akan gagal berjaya sebagai tuan rumah di negeri sendiri khususnya terkait kemampuan menangani pandemi bila masih saja bergantung pada impor terkait alkesnya.

"Perangkat pendingin penyimpan vaksin itu kan sangat penting. Sukses atau tidaknya vaksinasi ikut didukung sarananya. Lalu bagaimana mau mencapai target vaksinasi jika harus menunggu (tergantung) barang impor," ujar Sultan, Jumat (25/6/2021).

Sultan mengungkapkan, eloknya bila anggaran produksi alkes dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha domestik sehingga ikut mendongkrak kesejahteraan masyarakat saat situasi sulit akibat pandemi.

(*)

 
Berita Terpopuler