Ini Petunjuk Alquran untuk Berlindung dari Penyihir

Allah memerintahkan agar manusia berlindung kepada-Nya dari kejahatan tukang sihir.

dok. Republika
Ini Petunjuk Alquran untuk Berlindung dari Penyihir
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran sebagai pedoman umat manusia memberi petunjuk untuk berlindung dari penyihir. Petunjuk ini terdapat pada Surat Al Falaq ayat empat.

Baca Juga

Melalui surat ini, Allah menegaskan agar manusia yang terkena sihir dan yang tidak hanya meminta perlindungan kepada-Nya. Karena hanya kepada Allah saja manusia bisa meminta perlindungan. 

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ - ٤

"Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)." (QS Al-Falaq: 4)

Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, pada ayat ini, Allah memerintahkan agar manusia berlindung kepada-Nya dari kejahatan tukang sihir yang meniupkan mantra-mantra dengan maksud memutuskan tali kasih sayang dan mengoyak ikatan persaudaraan, seperti ikatan nikah dan lain-lain. Perbuatan sihir itu dapat mengubah kasih sayang antara dua teman yang akrab menjadi permusuhan. Penghasut membawa berita yang tampaknya benar dan sulit dibantah, sebagaimana dilakukan oleh tukang sihir dalam usahanya memisahkan suami istri. 

Benarkah Rasulullah SAW terkena sihir?

Jumhur ulama berdasarkan hadits sahih yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW disihir oleh Labid al-A'sam. Hal ini tidak mempengaruhi wahyu yang diturunkan Allah kepadanya, namun hanya jasmani dan perasaan yang tidak berhubungan dengan syariat. 

 

 

Syekh Muhammad 'Abduh berkata, "Berkenaan dengan keterangan tersebut di atas, telah diriwayatkan hadis tentang Nabi SAW yang disihir oleh Labid bin al-A'sam, yang sangat mengesankan pada pribadi Nabi, sehingga seakan-akan beliau mengerjakan sesuatu padahal beliau tidak mengerjakannya, atau mengambil sesuatu padahal beliau tidak mengambilnya. Lalu Allah memberitahukan kepadanya tentang tukang sihir itu. Kemudian dikeluarkan sihir itu dalam hatinya, lalu Nabi SAW menjadi sehat kembali, dan turunlah surat ini."

Nabi SAW kena sihir sehingga menyentuh akal yang berhubungan langsung dengan jiwa beliau, karena itu orang-orang musyrik berkata, sebagaimana firman Allah, "Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir." (QS Al-Isra: 47).

نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَسْتَمِعُوْنَ بِهٖٓ اِذْ يَسْتَمِعُوْنَ اِلَيْكَ وَاِذْ هُمْ نَجْوٰٓى اِذْ يَقُوْلُ الظّٰلِمُوْنَ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا رَجُلًا مَّسْحُوْرًا - ٤٧

Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan engkau (Muhammad), dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang zalim itu berkata, “Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.” (QS Al-Isra: 47).

Di sisi lain, yang wajib kita yakini Alquran adalah mutawatir dan menyangkal bahwa Nabi SAW kena sihir karena yang menyatakan demikian itu adalah orang-orang musyrik. Alquran mencela ucapan mereka itu.

Hadits di atas juga seandainya termasuk di antara hadits-hadits sahih, tetapi tergolong hadits ahad yang tidak cukup untuk dijadikan dasar dalam akidah. Sedangkan kemaksuman Nabi-Nabi adalah merupakan akidah yang telah dipegangi dengan yakin. 

Terhindarnya Nabi SAW dari sihir bukanlah berarti mematikan sihir secara keseluruhan. Mungkin seseorang yang kena sihir menjadi gila akan tetapi mustahil terjadi pada Nabi SAW karena Allah menjaga dan melindunginya. 

Menurut 'Atha', Al-hasan, dan Jabir, Surah al-Falaq ini adalah surah Makkiyyah yang diturunkan sebelum hijrah, sedangkan yang mereka tuduhkan bahwa Nabi SAW kena sihir di Madinah. Oleh karena itu, sangat lemah untuk berpegang pada hadis tersebut dan untuk menyatakannya sebagai hadits sahih. Umat Islam harus berpegang pada nas Alquran, tidak perlu berpegang kepada hadits ahad tersebut. (Penjelasan Tafsir Kementerian Agama)

 
Berita Terpopuler