Lisensi Dosen Islam Jerman Dicabut karena Dianggap Liberal

Dosen tersebut menulis buku berjudul 'You Don't Have to Wear a Headscarf'.

The National News
Lisensi Dosen Islam Jerman Dicabut karena Dianggap Liberal. Muslim Jerman
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Seorang cendekiawan Islam asal Jerman Abdel-Hakim Ourghi ditolak izin mengajarnya. Salah satu rekannya menyebut, penolakan ini terjadi karena keyakinan teologis Ourghi dianggap beraliran liberal.

Baca Juga

Pakar Islam Susanne Schröter, sahabat Ourghi, menyebut temannya tersebut telah mengepalai departemen Teologi Islam di Universitas Freiburg selama hampir satu dekade. Bulan lalu, "ijaza" (lisensi untuk guru Islam) milik Ourghi ditolak oleh Stiftung Sunnitischer Schulrat atau Yayasan Dewan Sekolah Sunni yang berbasis di Stuttgart.

Yayasan ini didirikan pada 2019 dengan tanggung jawab pengajaran Islam di Negara Bagian Baden-Württemberg, Jerman barat daya. Dilansir di Deutsche Welle, Ahad (27/6), keputusan itu memicu tuduhan proses pendaftaran dilakukan untuk mengintimidasi profesor teologi dengan keyakinan liberal.

"Ourghi memiliki gelar doktor dalam teologi Islam dan telah mengajar pendidikan agama Islam selama bertahun-tahun. Asumsi dia secara teknis tidak cocok tidak memiliki dasar apa pun," kata Schroter.

Karena itu, ia meyakini alasan sang sahabat dikeluarkan dari universitas karena keyakinan teologisnya yang liberal. Ourghi memuji bentuk Islam liberal, yang bertentangan dengan pandangan banyak praktisi konservatif.

Ia telah menerbitkan sebuah buku tesis untuk praktik keagamaan yang damai dan adil terhadap gender. Dalam seminarnya, ia memperingatkan calon guru agama terhadap Islam politik dan apa yang disebutnya sebagai pandangan usang dari para ulama konservatif.

 

Pria berusia 53 tahun ini telah mengeluarkan sejumlah buku, termasuk judul You Don't Have to Wear a Headscarf dan Reform Islam: 40 Theses. "Karena saya membela Islam sekuler dan liberal, mereka ingin menyingkirkan saya," kata Ourghi kepada surat kabar Die Welt, Jumat (25/6).

Yayasan itu tidak menyebutkan alasan spesifik penolakan terhadap Ourghi. Tetapi, mereka mengatakan prestasi akademisnya tidak diakui dalam tatanan ijazah.

Menurut peraturan yayasan, profesor universitas yang melatih guru agama Islam memerlukan gelar mengajar di bidang teologi Islam, pendidikan agama atau gelar yang setara. Ourghi memiliki gelar doktor dalam teologi Islam karena program gelar pendidikan agama Islam di Jerman belum ada untuk waktu yang lama. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Baden-Württemberg tetap membela keputusan tersebut.

Seorang juru bicara kementerian mengatakan tidak konstitusional untuk memihak karena yayasan adalah lembaga publik. Satu politikus Jerman kini menyuarakan dukungannya kepada Ourghi. Christoph de Vries dari CDU menyebut kekuatan reaksioner mencoba menyingkirkan seorang cendekiawan Islam yang diakui.

"Saya berharap pemerintah negara bagian menghentikan hiruk-pikuk yang tidak menguntungkan ini, membela kebebasan sains dan melindungi diri Ourghi," kata dia.  

https://m.dw.com/en/german-islamic-teachers-license-revoked-for-being-too-liberal/a-58055128

 
Berita Terpopuler