85 Persen Tempat Tidur di RS Persahabatan untuk Pasien Covid

RSUP Persahabatan alokasikan 85 persen tempat tidur untuk pasien Covid

Republika/Febryan. A
Pasien melintas di depan ruang IGD RSUP Persahabatan
Rep: Febryan. A Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 85 persen tempat tidur di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, dialokasikan untuk pasien Covid-19. Langkah ini diambil usai RSUP Persahabatan ditetapkan sebagai rumah sakit khusus Covid-19 sejak 22 Juni 2020.

Baca Juga

Direktur Perencanaan, Organisasi & Umum RSUP Persahabatan, dr. Yudhaputra Tristanto, mengatakan terdapat 409 tempat tidur di rumah sakit yang berlokasi di Jakarta Timur ini. Sekitar 55 persennya sudah dialokasikan untuk tempat isolasi pasien Covid-19. 

Rinciannya, 34 tempat tidur kategori Unit Perawatan Intensif (Intensive Care Unit/ ICU) dan 197 tempat tidur non-ICU. Semua ruang perawatan pasien Covid-19 itu kini sudah terisi 97 persen. 

Yudhaputra mengatakan, karena RSUP Persahabatan kini dikhususkan untuk pasien Covid-19, maka alokasi tempat tidur dinaikkan menjadi 85 persen. Oleh karenanya, ruangan yang sebelumnya hanya untuk perawatan biasa akan diubah menjadi ruang perawatan pasien Covid-19. 

"Pekan depan kita sudah hampir 67,7 persen ruangan yang dikonversi. Pertengahan Juli sudah 85 persen terkonversi," kata Yudhaputra di RSUP Persahabatan, Jumat (25/6). 

Setelah terkonversi 85 persen, kata Yudhaputra, maka tersedia sekitar 330 ruangan isolasi pasien Covid-19. Proses konversi dilakukan dengan mengubah ruang perawatan biasa menjadi ruang isolasi. Lalu mengubah ruang ICU biasa jadi ICU Covid-19. 

Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) juga akan diubah menjadi ruang ICU. Sebanyak 32 tempat tidur IGD yang ada sekarang akan disulap menjadi 52 tempat tidur ICU pasien Covid-19. 

Lalu di mana ruang IGD berada? "Untuk pengganti IGD, nanti kita akan membangun tenda darurat di depan IGD. Triase pasien akan dilakukan di situ," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr. Abdul Kadir, pada kesempatan sama. 

Abdul mengatakan, ruang ICU saat ini yang sangat dibutuhkan ruang ICU. "Sebab, kasus yang masuk rata-rata adalah kategori berat sampai kritis," kata dia. 

Adapun tenda IGD nantinya akan difungsikan selayaknya ruang IGD. Di sana, kata Abdul, akan dilakukan proses triase atau penilaian kondisi pasien. Selanjutnya pasien akan dibagi berdasarkan tingkat keparahan sakitnya. Pasien dengan gejala sedang, berat, dan kritis akan ditempatkan di ruang isolasi yang tersedia. 

"Sedangkan mereka yang positif Covid-19 tapi tanpa gejala atau gejala ringan akan kita anjurkan untuk isolasi mandiri atau isolasi terpusat yang disiapkan pemerintah," kata Abdul.

 

 

Yudhaputra memastikan, jumlah oksigen yang tersedia di RSUP Persahabatan cukup untuk melayani pasien Covid-19. Sedangkan jumlah obat-obatan yang tersedia saat ini cukup untuk tiga bulan ke depan.  

Hanya saja, pihaknya membutuhkan tambahan tenaga kesehatan (nakes). Saat ini 400 nakes dan 75 relawan masih cukup untuk melayani semua pasien Covid-19. Tapi, ketika konversi ruangan sudah 85 persen, tentu dibutuhkan lebih banyak nakes. Apalagi, penanganan pasien Covid-19 pada dasarnya memang lebih butuh banyak nakes dibandingkan pasien non-Covid-19. 

"Kita butuh tambahan nakes sebanyak 250 orang," kata Yudhaputra. 

Dirjen Kemenkes Abdul mengatakan, dirinya akan meminta Badan Pengembangan dan Pengembangan SDM Kemenkes untuk menyediakan nakes yang dibutuhkan RSUP Persahabatan. "Kita (RSUP Persahabatan) juga lakukan rekrutmen sendiri karena SDM ini adalah tulang punggung yang memang sangat kita butuhkan," ucapnya usai. 

Berdasarkan pantauan Republika.co.id Jumat (25/6) siang, tampak suasana RSUP Persahabatan masih ramai pasien lalu lalang. Tapi, belum ada tenda yang berdiri di depan ruang IGD. Hanya tanpak sejumlah orang duduk menanti pada kursi besi, tak jauh dari ruangan IGD. 

Di samping kursi besi itu, ada sejumlah mobil ambulans terparkir. Sebelumnya, ambulans datang silih berganti memasuki area rumah sakit tersebut.  RSUP Persahabatan bersama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati dan RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso diubah menjadi rumah sakit khusus penanganan Covid-19 oleh Kemenkes. 

Langkah ini diambil karena terjadinya peningkatan kasus Covid-19 aktif yang turut membuat bed occupancy rate (BOR) meningkat. Khusus untuk DKI Jakarta, BOR-nya sudah 90 persen.

 

 

 
Berita Terpopuler