Petani Minta Food Estate Bawang Merah Punya Teknologi Gudang

Petani butuh teknologi pergudangan demi meminimalisasi kerusakan pasokan pascapanen

Kementan
Bawang merah Glowing asal Bantul ini memiliki ukuran yang lebih besar, dengan warna merah bening sehingga sangat menarik jika dibandingkan dengan bawang merah yang lain.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mendukung langkah pemerintah untuk mengembangan kawasan Food Estate atau lumbung pangan khusus bawang merah di wilayah Jawa. Namun, ABMI meminta kawasan tersebut harus dibangun di wilayah sentra dan memiliki fasilitas teknologi pergudangan.

Ketua ABMI, Juwari, mengatakan, saat ini produksi bawang merah di berbagai daerah sudah sangat mencukupi kebutuhan nasional. Itu seiring adanya program-program pengembangan wilayah pertanaman yang dijalankan.

Tahun ini saja, Kementan menargetkan pengembangan penanaman bawang merah di wilayah seluar 3.980 hektare (ha) dan baru tercapai 668 ha atau sekitar 17 persen. "Saat ini pasokan sudah cukup, jadi harapannya kalau ada program atau bantuan harus yang sifatnya untuk pemasaran, seperti pergudangan yang berteknologi," kata Juwari kepada Republika.co.id, Selasa (22/6).

Ia mengatakan, petani membutuhkan teknologi pergudangan demi meminimalisasi kerusakan pasokan pascapanen. Selain itu, ketika harga bawang merah tengah jatuh, petani kerap kali harus melakukan tunda jual yang juga berisiko pada kerusakan bawang merah. "Bawang merah itu sifatnya mudah rusak maka sangat diperlukan gudang bagi petani di wilayah sentra," kata dia.

Lebih lanjut, ia menekankan agar pembangunan food estate dilakukan di kawasan yang memang sudah menjadi sentra produksi. Misalnya seperti di Cirebon Jawa Barat, Brebes Jawa Tengah, atau di Nganjuk Jawa Timur.

Hal itu agar berbagai fasilitas yang nantinya dibangun pemerintah benar-benar dimanfaatkan oleh petani bawang merah. Selain itu, pemerintah juga harus melihat faktor kualitas sumber daya manusia setempat maupun kondisi produktivitas bawang merah di lokasi yang dipilih.kni di Sumatera Utara yang fokus pada tanaman hortikultura, serta di Kalimantan Tengah dan NTT yang difokuskan untuk tanaman pangan. 

Mengutip prognosis neraca pangan periode Mei-Agustus 2021 dari Kementerian Pertanian, stok bawang merah pada akhir April lalu sebanyak 37.145 ton adapin proyeksi produksi dalam negeri sebanyak 370.363 ton. Dengan kata lain pada periode ini terdapat pasokan bawang merah sebanyak 407.507 ton. Jumlah itu, jauh di atas perkiraan kebutuhan pada waktu yang sama sebesar 333.857 ton sehingga diperoleh surplus sekitar 73.650 ton.

Sementara itu, Komisi IV DPR dalam Rapat Kerja bersama Kementerian Pertanian pada Senin (21/6) meminta adanya evaluasi bersama mengenai program Food Estate yang dibangun pemerintah. Hal itu tertuang dalam poin kelima dalam kesimpulan rapat.

Wakil Ketua Komisi IV, Anggi Erma Rini, saat membacakan kesimpulan mengatakan, Komisi IV mengkritisi program Food Estate yang dinilai tidak memiliki target produksi yang terukur. Oleh karena itu, kata dia, perlu dilakukan evaluasi atas program Food Estate paling lambat akhir Agustus 2021 untuk kemudian dibahas kembali.

Sebagai informaisi, sejauh ini setidaknya terdapat tiga Food Estate yang tengah dikembangkan ya

 
Berita Terpopuler