Partisipasi Pria dalam Program KB Masih Rendah

Pengguna kontrasepsi pria hanya sekitar 7,5 persen dibandingkan wanita.

ist
KB pada pria atau vasektomi bukanlah tindakan yang menakutkan.
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Urologi, Widi Atmoko menyampaikan, partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana (KB) masih rendah. Capaian pengguna kontrasepsi pria hanya sekitar 7,5 persen dibandingkan wanita.

Baca Juga

Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2017 disebutkan, 3,12 persen laki-laki Indonesia menggunakan alat kontrasepsi kondom. Hanya 0,2 persen yang melakukan vasektomi untuk program perencanaan keluarga.

Menurut dia, rendahnya pria yang melakukan vasektomi, salah satunya karena minimnya pengetahuan di masyarakat. "Metode vasektomi untuk KB pria paling rendah, penyebabnya mungkin karena pengetahuan yang kurang dan terbatas," ucap Widi Atmoko dalam webinar bertema Suami Hebat untuk Keluarga Sehat.

Ia menjelaskan, vasektomi berbeda dengan kebiri. Secara definisi, vasektomi adalah memotong atau mengikat saluran sperma yang bertujuan menghalangi sperma bercampur dengan semen yang dikeluarkan saat pria melakukan hubungan seksual. Setelah tindakan vasektomi, lanjut dia, sel sperma masih berproduksi, namun akan rusak (degradasi) dan mati, serta direabsorbsi kembali oleh tubuh.

"Vasektomi masih bisa mengeluarkan cairan semen, tapi tanpa keluar sel sperma atau sel benih. Itu yang diharapkan pada tindakan vasektomi," katanya.

Sementara kebiri, lanjut dia, praktik untuk menekan hasrat seksual, sehingga orang tersebut tak lagi berminat pada hubungan seksual. Kebiri dapat juga dilakukan secara kimiawi dengan beberapa obat.

 

 
Berita Terpopuler