Pasukan Israel Serang Demonstran Al-Aqsa Bela Nabi Muhammad

9 orang terluka dalam demontrasi bela nabi Muhammad di Al-Aqsa

Anadolu Agency
Beberapa jam setelah gencatan senjata yang mengakhiri 11 hari serangan Israel di Gaza mulai berlaku bulan lalu, polisi Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa.
Red: Muhammad Subarkah

IHRAM.CO.ID, -- Setidaknya sembilan warga Palestina terluka setelah pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Jumat lalu (18/6).

Peristiwa ini terjadi setelah shalat Jumat. Kala itu jamaah yang terdir dari warga Palestina memulai unjuk rasa untuk mendukung Nabi Muhammad sebagai tanggapan atas penghinaan yang ditujukan kepadanya selama pawai garis pengikut keras Israel kala melalui daerah itu pada hari Selasa.

Orang-orang Palestina berkumpul di halaman masjid Al Aqsa, sebelum mereka memulai perjalanan pawai mereka dari Al-Aqsa ke Gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem. Melihat itu pasukan Israel kemudian menyerbu kompleks itu melalui Bab al-Silsila, salah satu pintu masuk Al-Aqsa.

Seperti dilansir Al Jazeera, relawan dari Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan sembilan orang terluka, dengan tiga dirawat di rumah sakit, ketika pasukan Israel menembakkan peluru baja berlapis karet, gas air mata, dan granat kejut, hendak mengosongkan kompleks masjid dari ribuan jamaah. Polisi Israel mengatakan mereka menangkap 10 warga Palestina di kompleks itu.

Pawai ratusan orang dengan melakukan demonstrasi usai shalat Jumat itu memang digelar dalam rangka menanggapi rapat umum yang diadakan oleh kelompok ultranasionalis Yahudi pada hari Selasa tersebut. Pada pawai yang dilakukan puluhan orang itu mereka meneriakkan "Matilah orang Arab" dan "Semoga desa Anda terbakar".

Keterangan foto: Wanita Israel dari kelompok ultranasionalis Yahudi menutupi diri mereka dengan bendera nasional Israel saat mereka berjalan di dalam Kota Tua Yerusalem, 15 Juni 2021.

Orang-orang Palestina memprotes penghinaan terhadap Nabi Muhammad setelah sebuah video online menunjukkan beberapa peserta pawai Selasa merendahkannya. Middle East Eye melaporkan pasukan Israel menembak lutut salah satu jurnalisnya, Latifeh Abdelatif, dengan peluru berlapis karet saat mereka menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. 

Situs berita yang berbasis di London juga melaporkan bila salah satu kontributornya, Sondus Ewies, terluka. Namun sejauh mana luka-lukanya masih belum jelas benar. 

 

 

Gencatan senjata yang rapuh 

Insiden kekerasan itu terjadi kembali beberapa jam setelah jet tempur Israel meluncurkan serangkaian serangan udara di Jalur Gaza. Seranga ini adalah yang kedua sejak ada gencatan senjata. Banyak pihak menyatakan ini menandakan gencatan di daam mengakhiri perang 11 hari pada  bulan lalu. 

Sumber-sumber Palestina di lapangan mengatakan rudal Israel pada Kamis malam menghantam beberapa situs milik kelompok bersenjata di barat laut Kota Gaza dan utara Beit Lahia di wilayah yang terkepung.

Serangan itu terjadi sebagai indikasi begitu rapunya gencatan senjata yang memang sudah mulai berlaku kurang semenjak sebulan lalu di Jalur Gaza yang terkepung, terutama untuk mengakhiri kampanye pemboman Israel yang menewaskan sedikitnya 256 orang, termasuk di antaranya 66 anak-anak. 

Tindakan keras polisi Israel lainnya terhadap jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa selama Ramadhan dan ancaman pengusiran paksa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur yang diduduki pun telah memicu protes di seluruh wilayah Palestina yang diduduki. Pasukan Israel dengan keras membalasnya juga. 

Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, mengeluarkan tenggat waktu kepada Israel untuk menghentikan tindakan keras tersebut. Dan peringatan itu  berlalu tanpa diindahkan. Akibatnya Hamas kemudian menembakkan roket ke Israel, dan Israel meluncurkan kampanye pengeboman intensif di Gaza. 

Beberapa jam setelah gencatan senjata mulai berlaku, polisi Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa setelah salat Jumat. 

Selama beberapa minggu terakhir, kelompok pemukim Israel garis keras telah memasuki tempat itu hampir setiap hari, di bawah perlindungan ketat dari pasukan Israel. Tujuan kelompok tersebut adalah untuk membangun kembali Kuil Yahudi Ketiga dengan alasan Masjid Al-Aqsa. Ini ditegasan mengacu pada situs web mereka. 

Tetapi di bawah status quo yang ditegaskan pada tahun 1967, hanya umat Islam yang dapat berdoa di dalam al-Haram al-Sharif. Warga Palestina khawatir Israel berencana untuk mengambil alih kompleks itu atau membaginya. 

Dan pemerintah Israel telah berulang kali mengatakan tidak berniat mengubah status quo, di mana Wakaf mengawasi situs tersebut.

 

Lusinan orang terluka di Beita 

Sementara itu, setidaknya 47 warga Palestina terluka oleh pasukan Israel di dekat kota Beita, selatan Nabulus di Tepi Barat yang diduduki. Kenyataan ini  mengacu pada keterangan Bulan Sabit Merah Palestina. 

Pasukan Israel menembakkan gas air mata dan peluru berlapis karet pada demonstrasi menentang pendirian pos terdepan Israel ilegal di dekat Beita. 

Beita telah berubah menjadi medan pertempuran berdarah selama beberapa minggu ketika pasukan Israel menargetkan pengunjuk rasa Palestina yang berdemonstrasi hampir setiap hari menentang pengambilalihan tanah mereka di Gunung Sabih oleh pemukim Israel. 

Pemukim Israel saat ini sedang membangun perumahann ilegal. Ini akan mengancam mata pencaharian setidaknya 17 keluarga Palestina – lebih dari 100 orang – yang bergantung pada panen buah zaitun mereka di tanah yang telah mereka miliki selama beberapa generasi.

 

 
Berita Terpopuler