Israel Serang Fasilitas Milik Hamas di Gaza

Militer Israel menargetkan landasan pacu di dekat Khan Younis.

EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pejuang brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, berparade untuk mengenang para pejuang al-Qassam yang tewas dalam konflik baru-baru ini di Kota Gaza, 27 Mei 2021 (dikeluarkan 28 Mei 2021). Setelah sebelas hari bertempur, gencatan senjata mulai berlaku pada 21 Mei antara Israel dan militan di Jalur Gaza di bawah inisiatif Mesir untuk gencatan senjata tanpa syarat.
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel kembali melancarkan udara ke Jalur Gaza pada Kamis (17/6) malam waktu setempat. Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik Hamas.  Dalam serangannya, militer Israel menargetkan landasan pacu di dekat Khan Younis. Sejumlah situs militer Hamas juga turut diserang.

Menurut media Palestina, satu serangan Israel membidik sebuah bangunan yang dikuasai Hamas di Beit Lahiya. Gedung pemerintahan sipil enam lantai yang dikelola Hamas di Jabaliya juga tak luput dari serangan Israel.

Sebuah ladang pertanian yang diyakini Tel Aviv menampung peluncur roket bawah tanah di Gaza selatan turut dibombardir. Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau luka.  "Serangan (ke Gaza) itu dilakukan sebagai respons atas peluncuran balon pembakar yang terus berlanjut di wilayah Israel," kata IDF dalam keterangannya, dikutip laman Times of Israel.

Serangan itu juga dimaksudkan sebagai ancaman terhadap Hamas. Jika peluncuran balon yang dilengkapi perangkat pembakar terus dilakukan dari Gaza, Israel tak segan melanjutkan kembali serangannya ke wilayah yang diblokade tersebut.

"Awal malam ini, kepala staf mengadakan penilaian situasional, di mana dia memerintahkan tingkat kesiapsiagaan lebih tinggi dan bagi IDF untuk membuat persiapan berbagai skenario, termasuk dimulainya kembali pertempuran sebagai respons atas kegiatan teroris lanjutan dari Jalur Gaza," kata IDF.

Militer Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua kekerasan yang datang dari Gaza. Israel pun akan terus menghancurkan kemampuan dan infrastruktur milik Hamas.

Baca Juga

Menurut layanan pemadam kebakaran Israel, balon-balon pembakar yang diterbangkan dari Gaza memicu setidaknya delapan kebakaran di wilayah selatan Israel pada Kamis. Terdapat empat kebakabaran pada Rabu (16/6) dan belasan kebakaran lainnya pada Selasa (15/6).

Hamas mengecam serangan terbaru Israel ke Gaza. "Pengeboman oleh pendudukan (Israel) terhadap tempat-tempat perlawanan adalah pertunjukan demonstratif oleh pemerintahan Israel yang baru," kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum, mengacu pada pemerintahan koalisi Naftali Bennett dan Yair Lapid, dikutip laman Aljazirah.

Hamas menegaskan tidak akan kendur atau ciut pada serangan-serangan Israel. "Hamas akan waspada untuk membela rakyat dan tempat suci kami," ujar Barhoum.

Pada 10-21 Mei lalu, Hamas terlibat pertempuran dengan Israel. Konfrontasi pecah seiring dengan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem, termasuk kompleks Masjid Al-Aqsa.

Kesepakatan gencatan senjata di Gaza tercapai berkat peran mediasi Mesir. Amerika Serikat (AS) juga mengklaim memainkan diplomasi belakang layar untuk meredakan ketegangan antara Hamas dan Israel.

Menurut Kementerian Perumahan Gaza, pertempuran yang berlangsung pada 10-21 Mei lalu telah menghancurkan 1.500 unit rumah. Sebanyak 1.500 unit rumah lainnya rusak dan tak dapat diperbaiki. Sementara 17 ribu bangunan lainnya mengalami kerusakan sebagian. Seorang pejabat di Kementerian Perumahan Gaza menyebut biaya pembangunan kembali dapat mencapai 150 juta dolar AS.

Tak hanya bangunan, gempuran Israel selama 11 hari ke Gaza menyebabkan sedikitnya 270 warga di sana tewas. Sementara korban luka dilaporkan mencapai lebih dari 1.900 orang. 

 
Berita Terpopuler