Kasus Covid Melonjak, Anies: Kondisi Jakarta Mengkhawatirkan

Anies mengatakan kondisi Jakarta sepekan terakhir mengkhawatirkan.

Antara/Muhammad Adimaja
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Rep: Flori Sidebang  Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan kondisi penularan Covid-19 di Ibu Kota saat ini sangat mengkhawatirkan. Sebab, dia menyebut, kasus aktif virus corona meningkat drastis dalam sepekan terakhir. 

Baca Juga

"Beberapa hari ini kondisi di Jakarta amat mengkhawatirkan. Kita menyaksikan pertambahan kasus Covid-19 dengan lonjakan yang amat tinggi", kata Anies di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Ahad (13/6) malam.

Anies mengungkapkan, berdasarkan data yang ada, pada tanggal 6 Juni 2021 angka kasus aktif Covid-19 sebesar 11.500 kasus. Kemudian, Anies menjelaskan dalam sepekan bertambah sebanyak 50 persen. 

"Data menunjukkan bahwa di dalam satu minggu terakhir, kasus aktif di Jakarta tanggal 6 Juni 11.500, dan hari ini menjadi 17.400. Dalam waktu satu minggu mengalami pertambahan 50 persen," ujarnya.

Selain itu, Anies menuturkan, positivity rate di DKI Jakarta juga melonjak, dari pekan sebelumnya sebesar 9 persen menjadi 17 persen. Padahal, menurutnya kemampuan testing yang dilakukan di Ibu Kota sudah empat kali lipat. 

"Pekan ini ditingkatkan 8 kali lipat, tapi tetap positivity rate-nya tinggi. Ini menunjukkan di luar sana ada peningkatan kasus yang amat signifikan," ucapnya.

Ia pun menyampaikan, tingkat keterisian tempat tidur isolasi atau bed occupancy rate (RS) di rumah sakit rujukan Covid-19 mengalami lonjakan. Dia menuturkan, pada tanggal 5 Juni, tingkat keterisian tempat tidur sebesar 45 persen. Kini, meningkat menjadi 75 persen. 

Menurut Anies,  kondisi ini merupakan dampak dari libur Lebaran pada bulan Mei 2021 lalu. "Kita menghadapi gelombang baru peningkatan kasus covid setelah musim libur Lebaran bulan lalu. Lonjakannya mulai dirasakan hari-hari ini, bukan hanya di Jakarta, tapi di berbagai wilayah di Indonesia," ucap Anies. 

 

 

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, ada beberapa penyebab terjadinya peningkatan kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota. Salah satunya, kata dia, akibat mobilitas masyarakat saat mudik Lebaran, baik di dalam maupun luar kota. 

"Ada beberapa penyebab, diantaranya masih ada peningkatan mudik Lebaran kemarin dampak dari juga interaksi semakin tinggi, dalam dan luar kota, karena (penyekatan) sudah dibuka," kata Ariza di Jakarta, Jumat (11/6).

Selain itu, sambung Ariza, mobilitas masyarakat yang datang dari luar negeri juga terjadi peningkatan dalam beberapa pekan terakhir. Namun, menurut dia, perilaku warga yang mulai abai terhadap penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona juga menjadi salah satu penyebab melonjaknya kasus di Ibu Kota.  

"Tidak kalah penting sebagian masyarakat mulai kurang kontrol dan abai, mulai tidak hati-hati lagi, mungkin karena capek sudah setahun lebih (pandemi Covid-19)," ujarnya. 

Meski demikian, Ariza kembali menegaskan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Sehingga ia meminta kepada seluruh masyarakat agar tetap melaksanakan protokol kesehatan dan tidak abai terhadap bahaya penularan virus corona. 

"Sekali lagi kami ingatkan, perjuangan kita melawan pandemi ini belum selesai. Jadi jangan lengah, jangan abai, jangan santai, harus sungguh-sungguh kita pastikan di lini terdepan di ruang-ruang kecil rumah sekalipun, di RT, RW komunitas di mana saja tetap laksanakan protokol kesehatan," jelas dia. 

Ariza juga menyebut, saat ini tingkat keterisian rumah sakit (RS) rujukan pasien Covid-19 di DKI Jakarta telah mencapai 65 persen. Dia menuturkan, hal ini merupakan imbas adanya peningkatan jumlah kasus penularan virus corona di Ibu Kota. 

Ia menjelaskan, hingga Kamis (10/6), tingkat keterisian rumah sakit di Jakarta mencapai 4.276 tempat tidur. Lalu, tempat tidur di ruang ICU sebanyak 630 unit atau 58 persen sudah digunakan.

Ariza mengatakan, jumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta sebanyak 106 lokasi, Puskesmas Kelurahan (290 lokasi), Puskesmas Kecamatan (44 lokasi) dan tenaga kesehatan (144.700 orang). "Jadi mohon perhatian bagi seluruh warga Jakarta beberapa hari ini terjadi peningkatan yang cukup tinggi, terkait TT, ICU dan yang terpapar Covid-19," ucapnya. 

 

 
Berita Terpopuler