Wamenkes Akui Kecepatan Pemeriksaan WGS Indonesia Terbatas

Pengujian WGS atau mutasi corona di Indonesia butuh waktu hingga dua pekan.

Dok Setkab
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono.Beberapa mutasi Covid-19 membuat harus banyak dilakukan pemeriksaan whole-genome sequencing (WGS) virus corona dalam mendeteksi varian baru virus ini. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengakui, kecepatan tes WGS di Indonesia yang terbatas.
Rep: Rr Laeny Sulistyawati Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa mutasi Covid-19 membuat harus banyak dilakukan pemeriksaan whole-genome sequencing (WGS) virus corona dalam mendeteksi varian baru virus ini. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengakui kecepatan tes WGS di Indonesia yang terbatas.

"Kecepatan (tes) whole genome sequencing terbatas. Dibutuhkan waktu untuk memaksimalkan secara teknis pengujian tersebut," katanya saat berbicara dalam konferensi virtual FMB9 bertema "Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19 di Daerah", Kamis (10/6).

Ia menambahkan, pengujian WGS di Indonesia membutuhkan waktu hingga dua pekan. "Jadi, mengapa (pemeriksaan WGS) baru sebanyak 2.000-an? Karena, keterbatasan dari pemeriksaan teknis yang membutuhkan waktu tertentu," katanya. 

Saat ini, dia melanjutkan, baru ada 17 laboratorium yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang bisa memeriksa sampel WGS. Dari hasil pemeriksaan di 17 laboratorium, ia mengakui terdapat 65 kasus mutasi virus ini. Kendati demikian, ia menegaskan adanya varian baru virus tersebut sebenarnya tidak menunjukkan keganasan kondisi klinis. Mutasi virus, dia melanjutkan, menunjukkan kecepatan penyebaran kasus Covid-19 yang terjadi. 

"Pendekatan yang lebih intensif kami lakukan di daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus yang cepat," ujarnya. 

 
Berita Terpopuler