Nakes Positif Bertambah, Perlukah Booster Vaksin Covid-19?

IDI tegaskan vaksin apapun, termasuk vaksin Covid-19, tak 100 persen melindungi.

Wihdan Hidayat / Republika
Petugas menyuntik vaksin Covid-19 tenaga kesehatan (Nakes) di Puskesmas Pandak I, Bantul, Yogyakarta, Rabu (3/2).
Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Arie Lukihardianti, Shabrina Zakaria

Beberapa bulan setelah vaksinasi bagi tenaga kesehatan (nakes) bergulir, kabar mengenai nakes yang meninggal akibat Covid-19 boleh dibilang berkurang cukup drastis. Baru setelah Lebaran, masyarakat kembali mendengar banyaknya nakes yang terinfeksi Covid-19 meski sudah divaksin.

Salah satu daerah dengan jumlah tinggi nakes yang terinfeksi virus adalah Kudus, Jawa Tengah. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan, ada lebih dari 300 tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang terpapar Covid-19. Kendati demikian, seluruh tenaga kesehatan yang terpapar tersebut dalam kondisi yang baik setelah sebelumnya mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19.

“Termasuk satu orang dokter spesialis yang usianya 70 tahun yang juga terpapar, alhamdulillah kondisinya juga baik,” ujar Budi, saat konferensi pers di Kantor Presiden beberapa waktu lalu.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) juga mencatat puluhan perawat di Tanah Air terpapar Covid-19 selama periode 15 Mei hingga 7 Juni 2021. PPNI mengonfirmasi sebanyak 98 perawat terpapar Covid-19 dan nakes perawat yang tidak tertolong sebanyak sembilan orang selama 15 Mei 2021 hingga 7 Juni 2021.

"Rekapan data yang masuk di PPNI sejak tanggal 15 Mei sampai dengan 7 Juni, terkonfirmasi sebanyak 98 orang perawat terpapar Covid-19," kata Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah.

Perlindungan kepada nakes padahal menjadi aspek utama dalam penanganan Covid-19. Pertanyaan pun muncul apakah perlu nakes kembali mendapatkan booster vaksin Covid-19, mengingat nakes pada umumnya sudah rampung divaksin dosis kedua sejak Februari tahun ini.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan, vaksin memang tidak akan melindungi hingga 100 persen. "Meski sudah disuntik dua dosis vaksin Covid-19, tidak bisa melindungi 100 persen. Itu berlaku pada semua jenis vaksin, baik Pfizer, Sinovac, AstraZeneca, Moderna," kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban, saat dihubungi Republika, Rabu (9/6).

Artinya, dia menambahkan, orang yang sudah divaksin masih bisa terinfeksi virus ini. Apalagi kalau masih disuntik sekali sangat memungkinkan tertular virus ini karena belum terproteksi.

Setelah vaksinasi lengkap dua dosis dilakukan, dia melanjutkan, kekebalan muncul sepekan kemudian. Lalu antibodi terus bertambah secara bertahap. Kemudian, dia melanjutkan, perlindungan baru mulai optimal sebulan suntikan dosis kedua.  

"Namun, itu juga tetap tidak memiliki daya lindung vaksin 100 persen. Memang dari hasil penelitian tidak ada vaksin Covid-19 yang melindungi 100 persen, hanya biasanya kalau sudah divaksinasi dua kali dan terinfeksi, sakitnya tidak berat," ujarnya.

Terkait apakah nakes yang terinfeksi Covid-19 harus kembali mendapatkan booster, Zubairi menolak opsi tersebut. Sebab, dia melanjutkan, belum ada bukti ilmiahnya.

Kendati demikian, ia menegaskan, manfaat vaksin Covid-19 luar biasa. Ia menyontohkan di Amerika Serikat (AS) hingga akhir April lalu, sebanyak 101 juta orang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 sebanyak dua kali. Namun, dia melanjutkan masih ada yang tertular virus ini meski persentasenya sangat sedikit hanya 10.262 orang.  

Zubairi menambahkan, mereka yang terinfeksi virus ini berasal dari 46 negara bagian. Ia memperinci sebanyak 6.446 orang di antaranya adalah perempuan (63 persen).  Kemudian usia rata rata 58  tahun (40–74 tahun), 2.725 (27 persen) tanpa gejala, 995 (10 persen) dirawat inap, dan 160 (2 persen) pasien meninggal dunia. Namun, dia menambahkan, kasus baru harian di AS turun yang semula 300.000 menjadi kurang dari 5.000.

"Jadi, tolong dicatat bahwa manfaat vaksin Covid-19 bagus," katanya.



Baca Juga


Kasus nakes yang positif Covid tidak hanya terjadi di Kudus. Sejak awal Juni, sebanyak 23 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) terkonfirmasi Covid-19. Menurut Plh Direktur Pelayanan Medik, Perawatan dan Penunjang RSHS, dr Yana Akhmad Supriatna, semua tenaga kesehatan yang positif Covid 19 sudah mendapatkan penanganan kesehatan sesuai dengan keluhan.

"Di hari ke 8 bulan Juni sudah 23 (tenaga kesehatan) terpapar (Covid-19). Walau demikian tidak semua menjalani perawatan di rumah sakit tapi di rumah. Kasusnya tanpa gejala atau ringan," ujar Yana, Selasa (8/6).

Yana mengatakan, hal ini merupakan bagian dari peningkatan kasus yang terjadi pasca-Lebaran. Meski begitu, Yana memastikan pelayanan RSHS tidak terganggu dengan temuan kasus tersebut. Karena, puluhan tenaga kesehatan tersebut tidak dalam satu unit pelayanan kerja.

Menurutnya, RSHS pun sudah melakukan upaya agar penyebaran virus di kalangan internal pegawai tidak meluas.

"Mudah-mudahan tidak ada lonjakan atau tutup satu layanan," katanya.

Saat ditanya mengenai peningkatan kasus berpengaruh pada tingkat keterisian tempat tidur pasien, saat ini, dari 224 tempat tidur yang tersedia sudah terisi sebanyak 112 pasien Covid-19.

Sedangkan keterisian tempat tidur pasien Covid-19 yang kritis di ruang intensif sebanyak 34 tempat tidur dari 40 unit yang ada. Kurang lebih sudah mencapai 90 persen tempat tidur di ruang intensif yang terisi sedangkan dua tempat tidur lainnya disiapkan untuk cadangan.

"Antisipasi jika terjadi lonjakan kasus dengan menambah sarana dan prasarana. Termasuk menambah ruang isolasi bagi pasien Covid-19," katanya.

Dari Kota Bogor, Jawa Barat, dilaporkan sebanyak 11 nakes di Puskesmas Kayumanis, Tanah Sareal, Kota Bogor terpapar Covid-19. Akibatnya pelayanan di Puskesmas Kayumanis ditutup sementara untuk melaksanakan tracing.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, 11 nakes tersebut terdiri atas dokter dan nakes penunjang. “Ada 11 nakes terdiri atas dokter dan nakes penunjang yang terpapar Covid-19 di Puskesmas Kayumanis. Sampai hari ini kita sudah melakukan tracing, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa melakukan testing untuk mereka yang kontak erat dengan para nakes maupun dokter yang terpapar,” ujar Dedie, di Balai Kota Bogor, Selasa (8/6).

Dedie menjelaskan, kronologi penularan berawal dari perawat gigi di Puskesmas Kayumanis terkonfirmasi positif Covid-19. Pada Rabu (2/6), perawat tersebut masih bertugas di Pustu Kencana bersama empat orang lainnya.

Berdasarkan hasil tracing, lanjut Dedie, pada Sabtu (4/6), sebanyak 10 orang kontak erat dengan pegawai yang bergejala dilakukan tes usap PCR dan diperiksa di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).

"Hasilnya 10 orang nakes positif. Jadi total pegawai Puskesmas Kayumanis ada 11 orang yang positif. Penularan kelihatannya mungkin dari pasien keluar masuk yang mengakibatkan adanya penularan" ujarnya.

Dedie menyebut, 10 tenaga medis yang positif Covid-19 akan diisolasi di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi, Kabupaten Bogor. Sementara, perawat gigi yang diduga menularkan Covid-19 telah diiasolasi di rumah sakit. "10 nakes yang terpapar sudah kami evakuasi. Sementara satu lainnya sudah isolasi di RS," ujarnya.

Karena itu, Puskesmas Kayumanis ditutup sementara dalam rangka tracing. Setidaknya, penutupan akan dilakukan selama lima hari. “Untuk sementara pelayanan dialihkan paling dekat ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Mekarwangi,” ujar Dedie.

Tiga hoaks terbaru soal vaksinasi Covid-19 - (Republika)



 
Berita Terpopuler