AS Sebut Ribuan Anak Imigran Masih Terpisah dari Keluarga

Pemerintahan Biden telah menyatukan kembali tujuh anak migran dengan orang tua

Forbes
Anak-anak imigran yang ditampung dalam pusat detensi di daerah perbatasan di Amerika Serikat
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berupaya menyatukan kembali keluarga migran yang dipisahkan oleh kebijakan pemerintahan mantan presiden Donald Trump. Menurut laporan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), sejauh ini pemerintahan Biden telah menyatukan kembali tujuh anak migran dengan orang tua mereka.

Baca Juga

Menurut laporan setebal 22 halaman yang dirilis pada Selasa (8/6), setidaknya 2.127 anak masih diyakini terpisah dari orang tua mereka. Jumlah tersebut diperkirakan dapat berubah, karena ada analisis bahwa beberapa anak dan orang tua mungkin telah bersatu kembali dengan sendirinya. 

Laporan tersebut, diserahkan ke Biden pada 2 Juni. Laporan itu bukti kinerja 120 hari gugus tugas yang dibentuk Biden untuk menyatukan anak-anak migran yang terpisah dengan keluarga mereka. Dalam beberapa minggu mendatang, sebanyak 29 keluarga akan dipersatukan kembali.

Biden mengeluarkan perintah eksekutif  membentuk satuan tugas untuk menyatukan kembali anak-anak yang terpisah dari keluarga mereka di perbatasan AS-Meksiko. Biden menyebut pemisahan seperti itu sebagai tragedi kemanusiaan.

Pemerintahan Trump memisahkan ribuan keluarga imigran di bawah kebijakan yang menyerukan penuntutan kepada imigran yang tidak sah di perbatasan pada awal 2018. Pengawas dan advokat pemerintah telah menemukan, pemisahan anak-anak imigran dari keluarga mereka dimulai sebelum kebijakan ditetapkan. 

Praktik tersebut mendapat kecaman luas. Ini salah satu dari beberapa kebijakan pembatasan yang diberlakukan pemerintahan Trump, yang bertujuan mencegah para imigran datang ke perbatasan selatan AS.

 

Gugus tugas yang dibentuk Biden, menggunakan informasi dari para advokat dan proses pengadilan yang sedang berlangsung. Gugus tugas telah mengidentifikasi sekitar 3.900 anak yang terpisah dari orang tua di perbatasan, dan 1.700 kasus yang masih dalam peninjauan.

Dari 3.900 anak yang terpisah, hampir 1.800 telah dipersatukan kembali dengan orang tua. Mereka telah dipersatukan sebelum pembentukan gugus tugas.

Pada 2018, American Civil Liberties Union (ACLU) menggugat pemerintahan Trump di pengadilan federal karena melakukan praktik kejam dan ilegal. ACLU menyerukan agar keluarga yang terpisah dapat dipersatukan kembali.

Pemerintahan Biden telah berjanji untuk menyatukan kembali orang tua yang masih terpisah dari anak-anak mereka, tapi pemerintah masih bergerak lambat. Menurut laporan itu, tantangan utamanya adalah fakta bahwa pemerintahan Trump tidak menyimpan atau memberikan catatan keluarga yang memadai.  

Empat orang tua pertama dikembalikan ke AS bulan lalu. Gugus tugas menempatkan mereka sebagai kelompok awal yang terdiri dari 62 orang diantaranya 28 dari Guatemala, 20 dari Honduras, 13 dari El Salvador, dan satu dari Meksiko. Pejabat administrasi mengatakan 29 dari 62 telah menerima izin akhir untuk kembali ke AS.

Laporan tersebut juga memberikan data yang belum pernah dirilis sebelumnya. Hampir 60 persen anak-anak yang dipisahkan di bawah kebijakan pemerintahan Trump berasal Guatemala yaitu 2.270 anak, diikuti oleh Honduras 1.150 anak, Salvador 281 anak, Meksiko 75 anak, Brasil 74 anam, dan Rumania 23 anak. 

 
Berita Terpopuler