Harris Ingatkan Imigran Amerika Tengah tak Datang ke AS

Amerika Serikat akan terus menegakkan hukum dan mengamankan perbatasan.

AP/Manuel Balce Ceneta
Wakil Presiden Kamala Harris.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris memulai perjalanan diplomatik selama tiga hari ke negara Segitiga Utara Amerika Tengah, Senin (7/6). Perjalanan ini disebut sebagai upaya membendung gelombang imigran ke AS.

Seperti dilansir dari Aljazirah, selama konferensi pers bersama dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei, Harris mengatakan bahwa penting untuk mencegah orang-orang dari Guatemala, El Salvador dan Honduras melakukan perjalanan ke perbatasan AS. Hal ini karena tiga negara tersebut merupakan mayoritas imigran berasal.

 “Amerika Serikat akan terus menegakkan hukum kami dan mengamankan perbatasan kami. Jika Anda datang ke perbatasan kami, Anda akan ditolak,"kata Harris.

 "Jangan datang, jangan datang," tambahnya.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang mulai menjabat pada Januari, berada di bawah tekanan untuk membendung lonjakan kedatangan imigran dari Amerika Tengah yang melarikan diri dari kemiskinan dan korupsi. Harris juga mengumumkan langkah-langkah baru untuk memerangi perdagangan manusia, penyelundupan dan korupsi di Guatemala.

 “Presiden dan saya setuju untuk melanjutkan pekerjaan kami untuk mengelola migrasi di perbatasan Utara dan Selatan Guatemala. Kami juga membahas obat-obatan terlarang yang diselundupkan dan manusia yang diperdagangkan melintasi perbatasan ini merusak keamanan Guatemala dan rakyat Amerika Serikat,"terangnya.

Dia mengatakan AS akan membantu menciptakan satuan tugas penyelundupan dan perdagangan manusia serta satuan tugas anti-korupsi, yang bertugas mendukung dan melatih jaksa lokal dalam  menciptakan peradilan independen yang akan membasmi jaringan korupsi.

Organisasi non-pemerintah menempatkan korupsi Guatemala yang meluas di bagian atas daftar keprihatinan mereka sebelum kunjungan Harris.  Bulan lalu, dua pengacara yang secara blak-blakan mengkritik pemerintahan Giammattei ditangkap atas apa yang mereka katakan sebagai tuduhan yang dibuat-buat dan bertujuan untuk membungkam mereka.

Ketika ditanya oleh seorang wartawan pada Senin apakah Giammattei akan menjadi mitra terpercaya bagi AS untuk memerangi korupsi, Presiden membantah tuduhan bahwa pemerintahnya terlibat.

 “Berapa banyak kasus korupsi yang dituduhkan kepada saya?  Saya bisa memberi Anda jawabannya: Nol,” kata Giammattei.

Baca Juga

William Lawrence, Profesor hubungan internasional di American University di Washington mengatakan, AS berharap menemukan cara untuk membendung migrasi dalam jangka pendek. Paman Sam juga berupaya mengatasi masalah struktural yang menyebabkan orang-orang berusaha untuk bermigrasi ke AS.

“Anda harus secara bersamaan menangani masalah perbatasan di mana ada beberapa perbaikan meskipun terjadi lonjakan dan masalah sistemik yang mengirim begitu banyak imigran menuju perbatasan,” kata Lawrence kepada televisi Aljazirah.

Dalam upaya mengatasi akar penyebab migrasi, pemerintahan Biden telah menjanjikan rencana Rp 57 triliun untuk meningkatkan pembangunan di wilayah tersebut dan Rp 4 triliun dalam bantuan kemanusiaan.

Harris dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin masyarakat sipil dan pengusaha di Guatemala dan kemudian terbang ke Meksiko. Di sana ia  akan bertemu Presiden Andres Manuel Lopez Obrador pada Selasa. Harris juga mengumumkan bahwa AS akan memasok setengah juta dosis Covid-19 ke Guatemala.

Harris mengatakan perjalanannya ke negara itu menunjukkan fokus pemerintahan Biden untuk membangun kembali hubungan dengan sekutu di seluruh dunia. Serta menjadi cerminan dari prioritas yang ditempatkan Presiden Biden di wilayah ini. “Adalah kepentingan kolektif kita bahwa kita bekerja sama,” kata Harris.

 
Berita Terpopuler