Uni Eropa Ingin Tingkatkan Kehadiran di Maritim Indo-Pasifik

Menurut Uni Eropa, keamanan regional di Indo-Pasifik merupakan hal yang penting

Uni Eropa sedang menjajaki berbagai cara atau kerja sama untuk meningkatkan kehadiran maritim mereka di wilayah Indo-Pasifik.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa sedang menjajaki berbagai cara atau kerja sama untuk meningkatkan kehadiran maritim mereka di wilayah Indo-Pasifik.

Baca Juga

“Kami akan memperluas proyek pertumbuhan maritim yang penting ini dari Samudera Hindia ke Asia Tenggara,” ungkap Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam diskusi daring di tengah kunjungannya ke Indonesia, Kamis (3/6).

Josep mengungkapkan, keamanan regional di kawasan Indo-Pasifik merupakan hal yang penting bagi Uni Eropa. Meskipun jauh, kata Josep, 40 persen perdagangan luar negeri Eropa melewati Laut China Selatan.

Josep menggambarkan Laut China Selatan sebagai urat nadi aorta perdagangan Uni Eropa yang akan berdampak pada perekonomian mereka apabila tersumbat. Uni Eropa, kata Josep, juga berkomitmen mengamankan jalur suplai maritim yang bebas dan terbuka di Laut China Sea, sekaligus sesuai dengan hukum internasional.

Josep mengungkapkan, ASEAN dan Uni Eropa telah berbagi praktik terbaik dan pelajaran tentang kerja sama keamanan maritim selama bertahun-tahun. Misalnya, personel Angkatan Laut Indonesia berada di kapal perang Uni Eropa guna memberantas pembajakan di Somalia.

Josep menyampaikan, pihaknya sedang memikirkan sebuah upaya gabungan di Indo-Pasifik. Selain keamanan, Josep menuturkan, Uni Eropa juga akan memajukan kerja sama di Indo-Pasifik untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, keterbukaan ekonomi, hingga mengatasi tantangan global, seperti pandemi Covid-19.

“Kami tidak ingin bekerja dengan retorika dan kalimat kosong, kami ingin melakukan tindakan nyata,” ucap Josep.

Strategi baru Uni Eropa, kata Josep, bertujuan untuk memperdalam integrasi regional dan bersifat inklusif untuk seluruh mitra yang ingin bekerja sama dengan Uni Eropa, termasuk China.

 
Berita Terpopuler