6 Langkah Hindari Stres Saat Dampingi Anak Belajar di Rumah

Menyusun rencana dapat membantu orang tua lebih memegang kendali.

www.freepik.com
Anak belajar bersama orang tua di rumah (ilustrasi).
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan belajar daring di rumah mau tidak mau 'memaksa' orang tua mendampingi anak belajar. Bisa jadi ada banyak keluh-kesah selama menggantikan peran guru, tapi sebenarnya ada pelajaran yang bisa dipetik.

Baca Juga

Sebuah studi di Inggris meneliti pengalaman orang tua selama kegiatan homeschooling, termasuk hal apa saja yang membuat mereka stres selama periode itu. Sebanyak 323 orang tua berpartisipasi dalam survei kuantitatif daring.

Jajak pendapat berlangsung antara 1 Mei hingga 24 Juli 2020. Peneliti menemukan bahwa mayoritas orang tua mengaku tertekan, tetapi ada juga yang sudah berhasil menerapkan mekanisme bertahan dan manajemen stres.

Orang tua yang mengaku stres mengatakan alasannya adalah tidak menikmati dan tak percaya diri mengajari anak. Dari berbagai kondisi itu, peneliti merangkum enam pelajaran yang bisa diambil, dikutip dari laman The Conversation.

1. Susun rencana

Persiapan dan perencanaan adalah salah satu mekanisme penanggulangan yang dilaporkan telah membantu orang tua mendampingi anak belajar di rumah. Menyusun rencana dapat membantu orang tua lebih memegang kendali.

Ini membantu menghindari sebanyak mungkin kejadian tak terduga yang dapat menciptakan stres tambahan. Cara mudahnya, susun rencana belajar anak selama sepekan dan pastikan anak terlibat dan mengetahui jadwal belajarnya.

2. Berpikir kreatif

Dalam studi yang telah disebutkan, orang tua yang menghadapi masalah dengan kreatif, melaporkan diri tidak terlalu stres. Kreatif bukan cuma perkara seni, tetapi juga soal menemukan solusi untuk masalah sehari-hari.

Orang tua yang mendampingi anak belajar di rumah bisa memberi ruang bagi anak untuk bersenang-senang. Pendekatan belajar dengan cara sekreatif mungkin akan menyelesaikan masalah dan tekanan yang dihadapi orang tua.

3. Refleksi positif

Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari situasi apapun, bahkan terkadang lebih banyak dari yang negatif. Karena itu, amat penting bagi orang tua untuk tetap fleksibel dalam pendekatan mereka terhadap pembelajaran di rumah.

Melakukan refleksi dan merenungkan pengalaman yang sudah dialami bisa membantu. Pilah mana keputusan yang berhasil dan yang tidak. Ketika segala sesuatunya kembali normal, apa yang ingin diubah dan apa yang ingin dipertahankan.

 

4. Tetap disiplin

Meski memberi ruang bagi anak untuk bermain dan berkreasi, penerapan disiplin tetap penting. Pastikan anak mengerjakan tugas sekolah tepat waktu setiap hari, tetapi tidak perlu sampai bersikap otoriter atau menggunakan hukuman fisik.

Jika anak melanggar aturan, ajak dia memikirkan perbuatannya dan bagaimana sebaiknya berperilaku di lain waktu. Itu disebut disiplin induktif. Jika diulangi secara konsisten, ini cenderung lebih efektif daripada menggunakan hukuman.

5. 'Lihat ke depan'

Krisis yang tengah berlangsung memang membuat situasi menjadi sulit dan tak terkendali. Itu pentingnya 'melihat ke depan' dan terus mengingatkan diri sendiri, pasangan, serta anak-anak bahwa ini semua akan berakhir.

6. Perhatikan diri sendiri

Ini mungkin aturan paling dasar dalam metode pengasuhan, tetapi sering terlupakan. Untuk mengatasi tuntutan mendampingi anak belajar, sebelumnya orang tua perlu menemukan cara mengatasi masalahnya sendiri dan berbahagia.

Luangkan waktu setiap hari untuk diri sendiri, meski hanya 30 menit. Jalan-jalan, berendam, mengobrol dengan teman, tidur siang, atau melakoni hobi. Anak-anak belajar dengan mengamati orang tua. Melihat ayah dan ibunya bersikap positif, kreatif, dan optimistis, akan membuat mereka melakukan hal serupa.

 
Berita Terpopuler