Menlu Israel Kunjungi Mesir Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Kunjungan dilakukan beberapa hari setelah gencatan senjata Hamas dan Israel

Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi tiba di ibu kota Mesir, Kairo, pada Ahad (30/5) untuk membahas gencatan senjata di Gaza.
Red: Nur Aini

 

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi tiba di ibu kota Mesir, Kairo, pada Ahad (30/5) untuk membahas gencatan senjata di Gaza.

Menteri Ashkenazi bertemu dengan koleganya Sameh Shoukry, menurut media Mesir. Surat kabar milik pemerintah Al-Akhbar mengatakan kedua diplomat itu akan membahas cara-cara mengkonsolidasikan gencatan senjata dan rekonstruksi Jalur Gaza.

Dalam sebuah posting Twitter, Ashkenazi berterima kasih kepada Shoukry atas undangan mengunjungi Mesir yang menurutnya adalah "kunjungan resmi pertama menteri luar negeri Israel dalam 13 tahun."

Ashkenazi mengatakan diskusi akan fokus pada perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, rekonstruksi Gaza, pengembalian tentara Israel yang ditawan, masalah regional lainnya dan hubungan bilateral lain.

"Kami akan membahas pembentukan gencatan senjata permanen dengan Hamas."

"Mekanisme untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza dengan peran penting komunitas internasional," kata Ashkenazi.

"Pertama dan terpenting, Israel berkomitmen penuh untuk mengembalikan tentara (MIA) yang dan saat ini ditahan oleh Hamas."

 

Pada April 2016, Hamas mengatakan telah menangkap empat tentara Israel dan menyembunyikan identitas mereka kecuali Oron Shaul, seorang tentara Israel yang hilang sejak serangan Israel di Gaza pada 2014.

Gencatan senjata yang ditengahi Mesir yang berlaku pada dini hari tanggal 21 Mei mengakhiri pemboman 11 hari Israel di Jalur Gaza.

Serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat menewaskan sedikitnya 289 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan menghancurkan kota.

Pusat kesehatan, kantor media, serta sekolah termasuk di antara bangunan yang menjadi sasaran.

Kepala Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan bahwa serangan udara Israel di Gaza mungkin merupakan kejahatan perang.

* Ditulis oleh Ibrahim Mukhtar di Ankara

 
Berita Terpopuler